Selasa 06 Aug 2019 08:08 WIB

Cina Hentikan Pembelian Produk Pertanian AS

Cina tidak akan menghapus tarif impor produk pertanian AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menghentikan pembelian produk-produk pertanian Amerika Serikat (AS). Kementerian Perdagangan China juga mengatakan tidak akan menghapus tarif impor produk pertanian AS yang dibeli setelah 3 Agustus. 

Langkah Cina itu menunjukkan meningkatnya ketegangan dalam perang dagang mereka dengan AS. Gejolak tersebut melemahkan pasar dan investasi global.

Baca Juga

"Perusahaan China yang terkait sudah menahan pembelian produk pertanian AS," kata Kementerian Pertanian China dalam pernyataan yang diunggah di situs mereka, Selasa (6/8).

Kementerian Perdagangan China tidak mengungkapkan nilai produk pertanian AS yang mungkin akan dikenai tarif impor baru. Langkah itu tampaknya sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden AS Donald Trump pekan lalu. 

Trump mengatakan pada 1 September mendatang akan memberlakukan tarif impor produk China senilai 300 miliar dolar AS. Kementerian Perdagangan China menilai tindakan 'pelanggaran serius' konsensus antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pada bulan Juni lalu. 

"Kapasitas pasar China besar dan memiliki prospek cerah untuk mengimpor produk pertanian AS berkualitas tinggi," kata Kementerian Perdagangan China. 

Mereka menambahkan tetap berharap Amerika Serikat menepati janji dan menciptakan 'kondisi yang dibutuhkan' dalam kerja sama bilateral. Jumlah produk pertanian AS yang dibeli China menjadi titik perselisihan perdagangan antar-kedua negara. 

AS juga memicu perang dagang tersebut dengan membawa isu lemahnya perlindungan hak intelektual di China. Mereka juga mempermasalahkan ekspor fentanyl dan bahan yang terkait fentanyl. Menurut AS, bahan kimia itu sumber utama obat yang bertanggung jawab atas kematian overdosis di AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement