REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Survei Poltracking Indonesia Hanta Yudha menyebut potensi masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah (KIK) bergantung pada kebutuhan. Dia mengatakan, masuknya partai besutan Prabowo Subianto itu bergantung pada Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
"Bergantung komunikasi tentu pertama bergantung Pak Jokowi apakah memerlukan Gerindra atau tidak," kata Hanta Yudha di Jakarta, Selasa (6/8).
Dia melanjutkan, hal lainnya bergantung pada kondisi di internal Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Dia mengatakan, koalisi tentu akan melihat apakah kehadiran Gerindra benar-benar diperlukan atau tidak sebagai alternatif.
"Tapi kalaupun nggak ada Gerindra sudah cukup, sudah lebih dari 60 persen lebih," kata Hanta lagi.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto telah menemui Presiden Jokowi di stasiun MRT Lebak Bulus pada Jumat (12/7) lalu. Ketua Umum Gerindra itu selanjutnya sowan ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak lama berselang.
Hanta menilai, pertemuan itu merupakan bagian-bagian dari komunikasi politik. Menurutnya, bentuk kesepakatan yang akan tercapai bisa jadi tidak dalam kursi kabinet tetapi bisa di posisi pimpinan-pimpinan MPR.
Hal senanda juga diungkapkan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding. Dia tidak menampik kemungkinan jika anggota koalisi partai pendukung Jokowi akan bertambah.
"Artinya Gerindra atau apa masuk. Tapi ini hanya asumsi saya dan itu akan tergantung pada kesepakatannya nanti," kata Abdul Kadir Karding.
Dia mengungkapkan, masuknya salah satu partai itu nantinya kemungkinan akan diakomodir tidak dalam kabinet. Anggota baru koalisi, dia memprediksi, salah satu opsinya hanya akan difasilitasi ke dalam MPR atau DPR.