Selasa 06 Aug 2019 11:27 WIB

Kementan Lepas Ekspor Pertanian Senilai Rp 1,1 Triliun

Produk yang diekspor berjumlah 80 jenis komoditas

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor komoditas pertanian beberapa waktu lalu
Foto: Humas Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor komoditas pertanian beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor produk pertanian sebanyak 10,5 ribu ton atau senilai Rp 1,1 triliun, di tempat pemeriksaan fisik terpadu CDC Banda, Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (6/8). Produk yang diekspor berjumlah 80 jenis komoditas yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta.

Amran menyatakan, ekspor komoditas pertanian akan terus diupayakan. Hal itu merupakan komitmen pemerintah di sektor pertanian dalam memacu dan meningkatkan ekspor. Dia menyebut, kinerja ekspor pertanian meningkat 100 persen dan investasi naik 110 persen dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga

"Biasanya ekspor pertanian lima tahun lalu cuma 300 ribu ton per tahun, sekarang 2,4 juta ton," kata Amran, di Jakarta, Selasa (6/8).

Dia melanjutkan, tahun 2013 total ekspor hanya berjumlah 33 juta ton. Jumlag tersebut diklaim meningkat di tahun 2018 dengan catatan nilai tertinggi yakni 42,5 juta ton dan tahun 2019 ditargetkan naik minimal 45 juta ton.

Ekspor yang dilakukan pada 80 komoditas pertanian itu ada di periode Juli-Agustus, salah satunya ke Argentina. Dalam kunjungannya ke Argentina dua pekan lalu, pihaknya menegosiasikan kemungkinan ekspor produk pertanian ke Argentina dengan Presiden negeri Tango itu.

"Kami melakukan lobi-lobi khusus, kami mempromosikan komoditas unggulan Indonesia. Hari ini kita ekspor kapas ke argentina. Ini buah dari lobi kita ke argentina," kata Amran

Amran menjelaskan keberhasilan dalam memacu ekspor pertanian, kuncinya adalah dari keberhasilan mengubah sistem. Kementan, kata dia, telah menerapkan pengurusan dokumen ekspor melalui Online Single Submission (OSS),  mendorong ekspor produk pertanian dengan penggunaan sertifikat elektronik (e-Cert), serta menggunakan peta komoditas ekspor produk pertanian  Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export (i-MACE).

"Di mana dulu pengurusan ekspor relatif sulit, tapi sekarang dengan OSS dan i-Mace yang diluncurkan Badan Karantina dapat memetakan potensi daerah yang memiliki komoditas berkualitas ekspor," kata dis.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga mendorong generasi muda untuk melakukan ekspor dan terjun ke bisnis pertanian. Di sisi lain dia memastikan para petugas Karantina Kementan terjun langsung ke lapangan guna melakukan pengecekan sehingga tidak ada pungli dalam penerapan e-cert. Di era digital 4.0 ini, kata dia, akselerasi ekspor akan didorong pemerintah dengan perbaikan di semua lini.

Oleh karena itu, lanjut Amran, untuk menjamin keberhasilan akselerasi ekspor, pihaknya telah perintahkan Badan Karantina sebagai pelayan eksportir. Namun demikian, yang terpenting dilakukan yakni membangun sistem dengan memetakan potensi, edukasi, mempermudah eksportirnya dengan tidak ada pungli agar semakin bergairah. Setelah dibangun sistem, yang dilakukan adalah akselerasi atau percepatan ekspor.

"Kami yakin dengan sistem yang kita bangun sekarang, komoditas pertanian Indonesia semakin berkompetisi denga negara-negara lain. Kalau ada yang main di kementerian, aku pecat. Tidak ada kompromi," ucapnya.

Di tempat yang sama, eksportir Kapas, Kudin Heldinata, mengatakan pengurusan dokumen ekspor komoditas pertanian relatif cepat dan tidak ada biaya-biaya pungli. Alhasil, komoditas yang diekspor cepat sampai ke negara tujuan.

"Ini karena ada perbaikan sistem. Sebelumnya mengurus dokumen ekspor sangat susah dan butuh waktu yg lama," ujarnya.

Sekretaris Barantan Kementan, Arifin Tasrif menuturkan untuk mendorong ekspor komoditas pertanian, pihaknya telah melakukan berbagai program dan inovasi di antaranya program Agro Gemilang atau kepanjangan dari oleh generasi milenial yaitu berupa gerakan bersama untuk mendorong tumbuhnya eksportir baru komoditas pertanian.

Adapun upaya yang dimaksud berupa pelatihan pemenuhan persyaratan sertificate phyto sanitary (SPS) negara tujuan ekspor. Selain itu, pihaknya juga melakukan terobosan berbagai inovasi seperti peta komoditas pertanian ekspor Indonesia atau iMace untuk pemerintah daerah sebagai upaya pembinaan dan pengembangan berbagai komoditas pertanian berbasis kawasan.

"Inovasi lain dari Barantan berupa InLine Inspection, yaitu percepatan ekspor melalui pelatihan, pembinaan dan sertifikasi eksportir dalam rangka memenuhi persyaratan karantina negara tujuan. Ada juga inovasi draft phytosanitary, inovasi ini terbukti efektif mengurangi kesalahan dalam pemenuhan sertifikat karantina," kata Arifin.

Perlu diketahui, komoditas yang dikirim lewat Pelabuhan Tanjung Priok di antaranya berupa bulu bebek sebanyak 52,3 ton senilai Rp 3,2 miliar tujuan vietnam dan asinan salak 12 ton senilai Rp 240 juta tujuan Malaysia dan gaharu sebanyak 2 ton senilai Rp 97 juta ke Arab Saudi, teh ke USA dan Rusia sebanyak 30,5 ton senilai Rp 1,8 miliar, kapas ke Argentina 18,8 ton senilai Rp 1,056 miliar, bubuk coklat 10,5 ton senilai Rp 150 juta tujuan Vietnam.

Komoditas yang akan dikirim lewat Bandara Soekarno Hatta diantaranya berupa manggis, mangga, salak (buah) sebanyak 900 kg senilai Rp 75 juta ke UEA, sarang burung walet sebanyak 183 kg senilai Rp 3,7 miliar dan vaksin 28.930 vial senilai Rp 542,3 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement