REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono mengungkapkan, pihaknya masih kesulitan memadamkan kebakaran Gunung Arjuno dan Welirang. Sebab, kata dia, sampai saat ini proses pemadaman masih terkendala kabut tebal. Petugas masih menunggu hingga kabut benar-benar hilang.
"Tim di lapangan sampai saat ini masih belum bisa memantau Gunung Arjuno, dan Welirang, karena terhambat kabut tebal. Sehingga petugas masih menunggu kondisi sampai kabut hilang, mereka telah standby," kata Suban dikonfirmasi Selasa (6/8).
Suban mengatakan, BPBD Jatim selaku koordinator pemadaman telah melakukan penjadwalan untuk menjalankan operasi pemadaman dan pendinginan Gunung Arjuno dan Welirang pada pukul 07.00 WIB. Namun, BPBD Jatim bersama BPBD setempat sampai pukul 09.00 WIB, masih mengalami kesulitan lantaran adanya kabut tebal di area gunung tersebut.
"Senin kemarin juga begitu, operasi pendinginan dan pemadaman dihentikan sementara, karena kabut tebal. Sementara hari ini, petugas sudah siap dan standby sejak pukul 07.00 WIB, tapi kabut tebal masih menyelimuti gunung itu sampai pukul 09.00 WIB ini," ujarnya.
Suban mengaku, sudah ada tiga dari tujuh titik api di lokasi Gunung Arjuno dan Welirang yang telah dipadamkan. Artinya, masih ada empat titik lagi masih dalam proses pemadaman. Suban berharap, suhu dingin di wilayah tersebut bisa membantu petugas dalam proses pemadaman.
"Tapi setelah kami pantau pagi tadi, suhu dingin di sana mencapai minus 4 drajat celcius. Ternyata ada embun salju menyelimuti gunung tersebut, mudah-mudahan embun salju itu membantu memadamkan api di gunung itu," kata Suban.
Hingga saat ini, kata Suban, petugas terus memantau perkembangan kabut tebal yang menyelimuti Gunung Arjuno dan Welirang. Setelah bisa dijangkau, para petugas akan melanjutkan operasi pemadaman dan pendinginan di dua gunung tersebut.
"Pembasahan dilakukan dengan metode water bombing menggunakan helikopter. Sekarang petugas di lapangan masih standby sampai kabut tebal hilang," kata Suban.