REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan terdapat peluang nyata bagi perdamaian Afghanistan. Hal itu dia ungkapkan saat delegasi Amerika Serikat (AS) melanjutkan perundingan dengan Taliban di Doha, Qatar.
“Kami sekarang melihat peluang nyata untuk perdamaian di Afghanistan,” kata Stoltenberg dalam sebuah konferensi pers di Wellington, Selandia Baru, Selasa (6/8).
Dia optimistis perdamaian Afghanistan dapat segera tercapai atau terealisasi. “Kami lebih dekat dengan kesepakatan damai daripada sebelumnya,” ujarnya.
AS dan Taliban sedang melanjutkan perundingan perdamaian di Doha Utusan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad tiba di sana pada Jumat (2/8) malam waktu setempat.
“Baru saja ke Doha untuk melanjutkan pembicaraan dengan Taliban. Kami sedang mengejar perjanjian damai, bukan perjanjian penarikan (pasukan AS). Perjanjian damai yang memungkinkan penarikan,” kata Khalilzad melalui akun Twitter pribadinya.
Dia mengatakan kehadiran pasukan AS di Afghanistan adalah karena kondisi. Dengan demikian, penarikan apa pun juga akan berdasarkan kondisi. Khalilzad mencatat Taliban telah mengisyaratkan mereka ingin menyimpulkan kesepakatan dengan AS. Washington pun siap membuat kesepakatan yang baik.
Pada Kamis lalu, Khalilzad sempat melakukan kunjungan ke Pakistan. Saat berada di sana, dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi dan Kepala Staf Angkatan Darat Qamar Javed Bajwa.
Pada kesempatan tersebut, Khalilzad menceritakan tentang hasil perundingan antara AS dan Taliban. Islamabad pun menyatakan siap membujuk Taliban melakukan perundingan dengan Pemerintah Afghanistan.
Taliban diketahui telah lama menolak melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Afghanistan. Mereka menyatakan pembicaraan intra-Afghanistan hanya akan berlangsung setelah pasukan asing ditarik keluar dari negara tersebut.