REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Hari ini Hiroshima menandai peringatan 74 tahun bom atom yang menimpa kota Hiroshima dan Nagasaki di Pulau Honshu, Jepang. Warga berkumpul di Monumen Perdamaian Hiroshima, Selasa (6/8).
Pukul 08.15 waktu setempat, warga Jepang, dan beberapa korban selamat peristiwa bom atom mengheningkan cipta bersama-sama. Wali kota Hiroshima Kazumi Matsui juga kembali mendeklarasikan imbauan perdamaian. Dia juga menuntut pemerintah Jepang berbuat lebih banyak untuk mencapai dunia tanpa senjata atom.
"Di seluruh dunia saat ini, kita melihat nasionalisme dalam peningkatan, ketegangan meningkat oleh eksklusivitas dan persaingan internasional, dengan perlucutan senjata nuklir terhenti," ujar Matsui seperti dilansir Time, Selasa.
Matsui menjelaskan, generasi muda jangan menampik pengeboman atom dan perang hanya sebagai peristiwa sejarah belaka. Namun, juga generasi muda menganggap hal itu sebagai miliknya.
Dia menyerukan kepada para pemimpin dunia datang mengunjungi kota-kota yang di bom nuklir untuk mengetahui apa yang terjadi. Matsui juga menuntut pemerintahan Shinzo Abe menandatangani perjanjian pelarangan senjata nuklir yang diinginkan para penyintas bom atom.
Jepang menampung 50 ribu tentara Amerika dan dilindungi oleh nuklir AS. Jepang belum menandatangani perjanjian tentang Larangan Senjata Nuklir.
Kendati demikian, Perdana Menteri Shinoz Abe mengakui perbedaan yang luas antara negara-negara nuklir dan non-nuklir. Abe bersumpah mempertahanlan prinsip pasifisme dan nuklir bebas, meski tidak berjanji menandatangani perjanjian.
"Jepang berkomitmen berfungsi sebagai jembatan antara negara-negara nuklir dan non-nuklir dan memimpin upaya internasional, sementara dengan sabar berusaha meyakinkan mereka untuk bekerja sama dan berdialog," kata Abe dalam pidatonya pada upacara peringatan tersebut.
Upacara peringatan ledakan bom atom Hiroshima terjadi beberapa jam setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang diduga menjadi babak baru keempat demonstrasi senjata baru-baru ini. Kegiatan ini menyusul kebuntuan dalam negosiasi atas senjata nuklirnya.
Serangan AS ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 menewaskan 140 ribu orang. Bom itu jatuh tiga hari kemudian di Nagasaki menewaskan 70 ribu lainnya sebelum Jepang menyerah mengakhiri Perang Dunia II.