Selasa 06 Aug 2019 15:54 WIB

Artis KCB: Sosok Mbah Maimoen Tokoh Pemersatu

Cholidi Asadil Alam yang memerankan Azzam di KCB pernah dinasihati Mbah Maimoen.

Aktor film dan aktivis dakwah, Cholidi Asadil Alam
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Aktor film dan aktivis dakwah, Cholidi Asadil Alam

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Syahruddin El-Fikri

Dari Makkah, Arab Saudi

Baca Juga

MAKKAH -- Cholidi Asadil Alam, salah satu aktor dan tokoh utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) mengaku berduka dan bersedih atas wafatnya KH Maimoen Zubair. Tokoh dan ulama kharsimatik asal Sarang, Rembang itu, wafat di Makkah, pada Selasa (6/8). Almarhum akan dimakamkan di Ma’la, wilayah Ja’fariyah, Makkah.

"Beliau (KH Maimoen, red) adalah tokoh pemersatu. Beliau tidak membedakan siapapun yang mau bertamu atau berkunjung kepada beliau," ujar Cholidi saat dihubungi Republika.co.id Selasa (6/8).

Menurut Cholidi, kepergiaan tentu almarhum merupakan kesedihan dan duka cita bagi dirinya serta masyarakat Indonesia dan umat Islam secara umum. “Kita semua bersedih, karena selama ini beliau selalu menjadi teladan kita. Beliau seorang yang amanah dan istikamah. Beliau orang yang santun dan sangat tawadhu,” ujar Cholidi, yang dalam film KCB, berperan sebagai Azzam.

Ia pun berharap, wafatnya almarhum di Tanah Suci, membawa keberkahan bagi almarhum, bagi keluarga, Tanah Suci, dan juga bagi Tanah Air. "Semoga almarhum, ditempatkan di dalam surga oleh Allah SWT," ujarnya.

Cholidi mengatakan, dirinya memiliki kenangan khusus dengan almarhum. “Beliau berpesan, jika menjadi artis, jadilah artis yang menjadi teladan, artis islami, selalu berbuat baik, menjaga nama baik diri, agama, serta bangsa,” ujar Cholidi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement