Selasa 06 Aug 2019 19:40 WIB

Ansor Tasikmalaya Shalat Gaib dan Tahlil untuk Mbah Moen

Kepergian Mbah Moen meninggalkan duka bagi bangsa Indonesia.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ratna Puspita
Puluhan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tasikmalaya menggelar shalat gaib dan tahlilan untuk almarhum KH Maimoen Zubair, yang meninggal di Makkah, Selasa (6/8).
Foto: dok. Ansor Kabupaten Tasikmalaya
Puluhan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tasikmalaya menggelar shalat gaib dan tahlilan untuk almarhum KH Maimoen Zubair, yang meninggal di Makkah, Selasa (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Puluhan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tasikmalaya menggelar shalat gaib dan tahlilan untuk almarhum KH Maimoen Zubair, yang meninggal di Makkah, Selasa (6/8). Shalat gaib dan tahlilan dilakukan untuk mendoakan almahum Mbah Moen yang memiliki banyak jasa untut umat Islam di Indonesia.

Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim mengatakan kepergian Mbah Moen meninggalkan duka dan kesedihan mendalam bagi bangsa Indonesia, khususnya Muslim dan warga Nahdliyin. Sebab, almarhum bukan saja dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren Al Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah, melainkan juga sebagai ulama yang kharismatik dan kaya akan ilmu agama.

Baca Juga

Ia menambahkan, sosok Mbah Moen yang bijaksana sangat sulit dan tidak akan tergantikan oleh ulama lainnya. "Kita semua berduka cita atas meninggalnya Mbah Moen," kata dia, Selasa (6/9).

Ia menegaskan, Ansor sudah menginstruksikan seluruh kadernya di Kabupaten Tasikmalaya untuk menggelar shalat gaib dan tahlil di daerahnya masing-masing. Instruksi itu, kata dia, langsung datang dari pengurus pusat.

Sementara itu, Kasatkorcab Banser Kabupaten Tasikmalaya, Imam Mudofar mengatakan, sosok Mbah Moen memiliki kenangan tersendiri di mata Banser Kabupaten Tasikmalaya. Ia mengisahkan, Mbah Moen pernah datang ke sebuah acara di Kabupaten Tasikmalaya.

"Kebetulan waktu itu kami mendapatkan kehormatan untuk mengawal beliau," kata dia.

Ia menambahkan, Mbah Moen merupakan sosok di balik lagu "Yalal Waton" yang hari ini wajib di kumandangkan setiap kali acara-acara NU. Lagu tersebut, kata dia, disebarkan langsung dari Mbah Moen kepada kader-kader NU, khususnya Ansor dan Banser.

"Beliau mendapatkan syair tersebut dari KH Wahab Hasbulloh dan mengijazahkan langsung ke Ketua Umum Ansor, Gus Yaqut," kata dia.

Sebelumnya diberikatan, Mbah Moen sedang melakukan rangkaian ibadah haji di Makkah dalam usia 90 tahun. Almarhum merupakan seorang ulama, politikus, pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, juga menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah PPP.  Mbah Moen juga merupakan seorang alim, fakih sekaligus muharrik (penggerak) yang  menjadi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fikih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement