Selasa 06 Aug 2019 23:04 WIB

Emil Belum Tetapkan Status Jabar Siaga Kekeringan

Emil menilai kondisi saat ini belum masuk tahap siaga dan masih menunggu laporan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi petani yang mengalami kekeringan
Foto: Humas Kementan
Ilustrasi petani yang mengalami kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah melakukan komunikasi dengan kepala daerah dari 20 Kabupaten/Kota yang mengalami kekeringan. Ia pun menilai kondisi saat ini belum masuk tahap siaga dan masih menunggu laporan dari instansi terkait dan setiap kepala daerah di Jawa Barat.

"Belum ada laporan. Kalau definisi siaganya kita sudah siaga," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (6/8).

Emil mengatakan, dari hasil komunikasi dengan pemerintah daerah setempat kemungkinan akan membagi suplai air irigasi yang biasa digunakan untuk lahan pertanian, bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.

"Untuk jangka pendeknya kita sudah rapat untuk penggiliran air. Jadi, air yang biasa 100 persen ke pesawahan, dibagi. Kita komunikasi antarpetani," katanya.

Menurut Emil, selain membagi air irigasi untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat, PDAM di setiap daerah telah diminta untuk mengirimkan air ke kawasan pemukiman yang memang sulit mendapat air.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) telah mengeluarkan data terbaru terkait dengan dampak musim kemarau terhadap kekeringan. Per 5 Agustus 2019 setidaknya terdapat 166.957 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar, Budi Budiman Wahyu menuturkan, dari 27 kabupaten/kota yang ada di Jabar tidak seluruh daerah mengalami kekeringan dan minim supali air bersih. Total hanya ada 20 kabupaten/kota yang terdampak musim kemarau tahun ini dari segi kebutuhan air, yang diperkirakan menyentuh 374 desa. Sedangkan salah satu kota yang dianggap tidak terdampak kekeringan adalah Bandung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement