REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan tidak ada permintaan secara drastis untuk kebutuhan solar pada Ahad (4/8) dan Senin (5/8), menyusul kejadian pemadaman listrik total atau blackout di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Fajriyah menyebut, memang ada peningkatan pembelian solar sebagai bahan bakar untuk genset, namun jumlahnya tidak signifikan.
"Tidak signifikan karena kebutuhannya hanya untuk kebutuhan rumah tangga saja, kalau dari sisi industri sampai sekarang belum ada (peningkatan)," ujar Fajriyah saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (6/8).
Fajriyah menambahkan, pada Ahad (4/8) dan Senin (5/8), memang sempat ada antrean di beberapa SPBU yang berada di sekitar kompleks perumahan kelas menengah ke atas. Fajriyah memperkirakan masyarakat yang tinggal di kompleks perumahan kelas menengah ke atas memiliki genset sehingga memerlukan bahan bakar solar.
"Kebutuhan masyarakat paling hanya beli berapa liter atau satu dirigen kecil saja karena untuk satu hari saja," ucap Fajriyah.
Sementara untuk pelaku industri, kata Fajriyah, biasanya sudah mempersiapkan stok solar yang akan digunakan untuk menopang sektor usaha saat terjadi pemadaman listrik. "Bisa dibilang biasa saja, normal. Tidak signifikan karena memang tidak semua orang punya genset kan," kata Fajriyah menambahkan.