REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel akan bergabung dengan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk mengamankan jalur perdagangan di Teluk Persia. Israel menilai, hal tersebut turut menjadi kepentingannya.
“Israel adalah bagian dari koalisi pimpinan AS untuk melindungi rute perdagangan di Teluk Persia,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, seperti dilaporkan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, dikutip laman Anadolu Agency,Selasa (6/8).
Menurutnya, Israel memiliki tanggung jawab melawan pengaruh Iran di kawasan tersebut. “Ini merupakan kepentingan Israel untuk menghentikan kubu Iran di wilayah itu dan memperkuat hubungan dengan negara-negara Teluk,” ujarnya.
Sebelumnya, Inggris juga telah mengumumkan akan bergabung dengan AS dalam melakukan misi keamanan maritim internasional di Selat Hormuz. Ia menilai misi itu penting untuk melindungi lalu lintas kapal tanker dan kargo, khususnya yang berasal dari Inggris dan AS.
“Penyebaran ini akan memperkuat keamanan dan memberikan jaminan untuk pengiriman,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Selain itu, dia menilai misi di Selat Hormuz dibutuhkan untuk menegaskan kebebasan navigasi di wilayah perairan tersebut. “Tujuan kami adalah membangun dukungan internasional seluas-luasnya untuk menegakkan kebebasan navigasi di kawasan ini, sebagaimana dilindungi hukum internasional,” ujarnya.
Bulan lalu, Garda Revolusi Iran menangkap dan menahan kapal tanker Inggris, Stena Impero, saat melintasi Selat Hormuz. Teheran mengklaim tindakan itu dilakukan untuk menegakkan hukum internasional.
Iran menyangkal tudingan Stena Impero ditahan sebagai aksi balasan karena Inggris telah menangkap kapal tankernya pada awal Juli lalu. “Kapal Inggris telah menolak sinyalnya selama lebih dari yang diizinkan (dan) melewati kanal yang salah, membahayakan keselamatan dan keamanan pengiriman serta navigasi di Selat Hormuz, yang menjadi tanggung jawab kami,” kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Pada 4 Juli lalu, Marinir Kerajaan Inggris diketahui menangkap dan menahan kapal tanker Iran, Grace 1, di Selat Gibraltar. Grace 1 diduga hendak mengirim pasokan minyak ke Suriah yang tengah berada di bawah sanksi Uni Eropa.