Rabu 07 Aug 2019 09:33 WIB

Ratusan Titik Solar Cell Dipasang Pemkot Surabaya

Penggunaan solar cell menghemat biaya pemakaian listrik Pemkot Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Petugas memeriksa panel surya (Solar Cell).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas memeriksa panel surya (Solar Cell).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggunakan teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga matahari yang diaplikasikan ke sejumlah titik lampu lalu lintas, penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik. Selain bertujuan untuk meminimalisir saat gangguan listrik padam, teknologi ini juga bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pengunaan solar cell di lingkungan Pemkot Surabaya dimulai pada 2016. Pemasangan solar cell dimulai dari peristiwa angin puting beliung yang menerjang di sejumlah kawasan Kota Surabaya. Imbasnya, sejumlah kantor instansi pemerintahan tidak bisa melayani karena aliran listrik terganggu akibat puting beliung tersebut.

Baca Juga

“Selain itu sejumlah ruas jalan juga mengalami kemacetan lalu lintas akibat dari lampu traffic light yang tidak berfungsi dengan baik karena aliran listrik terganggu,” kata Risma di Surabaya, Rabu (7/8).

Setelah itu, Risma kemudian memutuskan untuk menggunakan teknologi solar cell tersebut. Risma mengaku, hingga saat ini Pemkot Surabaya belum pernah mengalami kendala saat melayani warganya yang diakibatkan putusnya aliran listrik.

“Kemudian kita pasang solar cell, sekarang ada 100 titik, kita sudah pasang hampir 70 persen,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mencontohkan, dahulu Pemkot Surabaya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta per bulan untuk satu titik traffic light. Biaya itu digunakan untuk daya serta instalasi listrik. Namun sekarang, pemkot hanya mengeluarkan biaya untuk sewa meteran sekitar Rp 90 ribu.

Risma mengaku, selain memasang solar cell, Pemkot Surabaya juga menambahkan genset pada rumah-rumah pompa yang tersebar di Kota Surabaya. Menurut Risma, salah satu piranti penting dalam mencegah banjir adalah rumah pompa. Terdapat 56 titik rumah pompa yang terpasang genset untuk mengatasi situasi apabila terjadi keterbatasan energi listrik.

“Jadi kita cover kalau listrik mati itu masih nyala, kemudian itu solar cell atau genset kita jaga supaya bisa tercover terus,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement