REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Dua negara Amerika Latin memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Amerika Serikat (AS) dengan mengeluarkan imbauan perjalanan. Langkah ini diambil setelah penembakan massal menewaskan 31 orang akhir pekan lalu.
Venezuela dan Uruguay memperingatkan penduduk mereka tentang kekerasan dan kejahatan rasial di Amerika. "Karena faktor-faktor seperti kepemilikan senjata api secara sembarangan oleh penduduk, sangat disarankan untuk menghindari tempat-tempat di mana banyak orang berada," ujar sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Uruguay, dilansir Voice of America, Rabu (7/8).
Kementerian luar negeri juga meminta warga Uruguay diminta melakukan tindakan pencegahan ekstrem, ketika bepergian ke AS karena pihak berwenang setempat tidak dapat menghentikan penembakan massal. Kementerian luar negeri Venezuela turut merekomendasikan warganya menunda perjalanan ke AS karena kekerasan dan kejahatan kebencian yang membabi-buta.
Konsulat Jepang di Detroit juga memperingatkan penduduk dan pengunjung Jepang untuk menyadari potensi insiden penembakan di berbagai tempat di AS. Peringatan itu dikeluarkan beberapa hari setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah pusat perbelanjaan di El Paso, Texas, menewaskan 22 orang.
Beberapa jam kemudian, ratusan mil jauhnya, seorang pria bersenjata lain mulai menembak di Dayton, Ohio, menewaskan sembilan orang. Di masa lalu, Jerman, Selandia Baru, Kanada, Irlandia, China, dan Bahama juga telah mengeluarkan imbauan perjalanan untuk AS.