REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1415 M, Gubernur Mamluk di Aleppo, Pangeran Sayf al-Din Jakam, mendapat wewenang untuk membangun kembali Citadel Aleppo setelah invasi Mongol pada 1410. Tambahan yang terpenting pada masanya adalah istana yang menjulang lebih tinggi dari dua menara pada gerbang utama.
Keberadaan Istana Ayyubiyah nyaris terlupakan selama periode ini. Periode Mamluk juga merestorasi benteng. Pemerintahan Sultan Qansuh al-Ghawri sempat mengganti langit-langit datar istana menjadi melengkung indah dengan sembilan kubah.
Selama pemerintahan Turki Usmani, peran militer di Benteng Aleppo sebagai garis pertahanan perlahan berkurang ketika kota mulai berkembang ke luar dinding benteng. Proyek restorasi besar-besaran dilakukan pada 1828 setelah benteng itu rusak berat akibat gempa bumi.
Restorasi ini terus dilakukan pada abad berikutnya, hingga hari ini. Ruang tahta mengalami restorasi besar dan dibangun kembali pada akhir 1970-an. Apfiteaternya dibangun kembali pada 1980-an dengan kursi batu yang baru menggantikan yang lama dan teknologi lampu dan suara modern dipasang untuk menyelenggarakan festival dan konser.
Benteng Allepo merupakan sebuah bangunan yang mengelilingi sebuah istana di kota tua Aleppo di bagian utara Suriah. Benteng ini merupakan kastil tertua dan terluas di dunia. Kompleks megah itu berdiri di sebuah bukit tepat di pusat kota Aleppo. Benteng ini pernah diduduki oleh beberapa penguasa, seperti dari Yunani, Bizantium, Ayyubiyah, dan Mamluk.
Mayoritas bangunan yang bertahan hingga hari ini diperkirakan berasal dari periode Ayyubiyah. Benteng yang melayang di atas kota dengan keunikannya itu menjadi saingan utama Benteng Kairo dan Benteng Damaskus.
Benteng Aleppo atau Citadel Aleppo itu berbentuk elips dengan panjang sekitar 450 meter dan lebar 325 meter dengan ketinggian 50 meter dari kaki bukit. Benteng yang mengelilingi bukit di tengah kota tua Aleppo itu dibangun dari blok besar batu gamping yang mengkilat. Dan, batu-batu itu menancap kuat di bukit tersebut.
Benteng tersebut juga dikelilingi oleh parit yang dialiri air untuk melindungi benteng dari penyelundup. Parit benteng itu memiliki kedalaman 22 meter dan lebar 30 meter.