Kamis 08 Aug 2019 05:13 WIB

Hutan di Pegunungan Garut Rawan Kebakaran

Pendaki diimbau tidak melakukan hal yang bisa memicu kebakaran.

Rep: Antara/ Red: Ani Nursalikah
Kawah Gunung Papandayan
Foto: ANTARA
Kawah Gunung Papandayan

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan, kondisi hutan di pegunungan Garut seperti Gunung Guntur, Cikuray, dan Papandayan rawan terjadi kebakaran saat musim kemarau.

"Hutan yang ada di Garut ini rawan terjadi kebakaran selama musim kemarau," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan kepada wartawan di Garut, Rabu (7/8).

Baca Juga

Ia menuturkan, BPBD Garut bersama instansi terkait lainnya telah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran hutan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pendaki gunung. Menurut dia, para pendaki gunung perlu meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran seperti meninggalkan perapian yang masih menyala dan membuang puntung rokok sembarangan.

"Gunung yang biasa didaki di Garut ini rawan kebakaran sehingga pendaki diimbau tidak melakukan hal yang bisa memicu kebakaran," katanya.

Ia mengungkapkan, hasil kajian penyebab kebakaran hutan di Garut karena dua faktor, yakni faktor alami akibat terjadinya gesekan panas yang bisa menimbulkan percikan api dan faktor kelalaian manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan. Ia mencontohkan, Gunung Guntur merupakan kawasan hutan yang sering terjadi kebakaran karena terdapat banyak alang-alang kering yang mudah terbakar jika ada percikan api.

"Gunung Guntur ini banyak ilalang (alang-alang) sehingga sangat mudah terbakar," katanya.

Tokoh pemuda Kecamatan Tarogong Kaler kawasan kaki Gunung Guntur, Sigit mengatakan, kebakaran hutan di Gunung Guntur sudah sering terjadi setiap musim kemarau. "Kebakaran hutan di Guntur itu jauh dari pemukiman warga, jadi kebakaran di Guntur itu menjadi biasa terjadi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement