REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal mengungkapkan tim teknis telah melakukan langkah awal dalam penyidikan lanjutan atas kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan. Ia pun mengatakan bahwa rekaman kamera pengintai (CCTV) dan olah tempat kejadian perkara (TKP) menjadi kunci identifikasi wajah pelaku penyerang penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
Iqbal mengatakan, tim teknis Polri telah melakukan olah TKP pada hari pertama kerjanya. Menurutnya, TKP ini sangat penting hingga harus berkali-kali dieksplorasi untuk pengungkapan kasus Novel.
Tim teknis pun, menurut Iqbal, telah menguji dan meriset ulang sejumlah rekaman CCTV di TKP saat kejadian. Lewat rekaman tersebut, tim mencari petunjuk untuk mengidentifikasi pelaku penyiraman asam sulfat ke wajah Novel.
"Dari hasil CCTV ini nantinya tim teknis akan kembali menganalisis dan memetakan wajah pelaku," ujar Iqbal saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/8).
Sejumlah sketsa yang pernah dirilis Polda Metro Jaya pada 2018 lalu, menurut Iqbal, akan kembali dianalisis untuk meyakinkan penyidikan di tim teknis. Kesesuaian penampakan pelaku di CCTV dengan sketsa akan kembali dicocokkan.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7/2017).
"Untuk keperluan pencocokan perlu identifikasi tambahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memiliki akses wajah publik lewat pencatatan kependudukan," ungkap Iqbal.
Persoalan rekaman CCTV dan olah TKP menjadi kendala dalam pengungkapan pelaku penyerang Novel pada 2017 lalu. Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kualitas gambar CCTV yang buruk membuat identifikasi wajah pelaku serangan menjadi sukar, bahkan tim khusus yang diperbantukan dari Australia tak mampu mempertajamnya.
TPF meyakini, ada tiga orang yang tak dikenal di lokasi kejadian saat serangan terjadi. Dalam laporan setebal 2.700 halaman, TPF tak berani menyimpulkan identitas orang-orang tersebut. TPF dalam rekomendasinya berharap agar Tim Teknis mengerahkan semua teknologi penyidikan untuk memperjelas kualitas gambar orang tak dikenal yang terekam CCTV saat serangan 11 April 2017 itu.