REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemindahan ibu kota Indonesia masih menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Meski demikian, pemerintah pusat tetap melanjutkan wacana tersebut.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Profesor Pratikno menegaskan, pemindahan ibu kota Indonesia sangat penting dilakukan. Sebab, saat ini kondisi di Pula Jawa sudah terlalu padat, tak terkecuali di Jakarta selalu ibu kota negara saat ini.
"Atas dasar itu, maka pemerintah menilai perlu memindahkan ibu kota ke wilayah lain. Apalagi saat ini Bappenas masih terus menggodok skema program tersebut," ujarnya kepada wartawan seusai menghadiri Konvensi Nasional Ilmu-ilmu Sosial di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (8/8).
Dengan adanya pemindahan ini, Pratikno berharap dapat membantu pengembangan dan pertumbuhan ekonomi dan sebagainya di wilayah baru. Di sisi lain, proses pemindahan ibu kota juga dinilai tidak akan mudah.
Menurut Pratikno, kebijakan ini memiliki tahapan panjang yang perlu dilalui. "Dan tentu pemerintah masih dalam proses finalisasi," kata mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) itu.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan pihak terkait. Di kegiatan tersebut, Jokowi menegaskan Pulau Kalimantan dipilih sebagai lokasi ibu kota negara yang baru. Namun di provinsi mana, Jokowi masih merahasiakannya.
Presiden menyebutkan pemerintah masih perlu merampungkan kajian rinci dari berbagai aspek. Hal khususnya soal kebencanaan, daya dukung lingkungan, sosial politik, hingga keekonomian.