Kamis 08 Aug 2019 15:35 WIB

Perjuangan PLN Terangi Desa Terpencil di Kabupaten Sumbawa

Membangun listrik di daerah terpencil tidak semudah di kota.

Sejumlah pekerja PT PLN (Persero) melakukan perawatan jaringan listrik di Kota Kupang, NTT, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah pekerja PT PLN (Persero) melakukan perawatan jaringan listrik di Kota Kupang, NTT, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  SUMBAWA -- PLN terus membangun listrik. Sejak bulan Mei, PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) mulai membangun jaringan listrik ke Dusun Punik, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. Hingga bulan Agustus, pembangunan tiang telah sampai ke Dusun Punik.

 

Baca Juga

Dusun Punik merupakan dusun yang berada di sekitar kawasan KPHP Batulanteh. Di huni oleh sekitar 180 jiwa dengan mayoritas mata pencaharian penduduk dari hasil perkebunan, khususnya kopi dan kemiri. Akses jalan yang rusak, ditambah banyaknya tanjakan dan turunan yang curam menjadikan waktu tempuh ke dusun ini sekitar 1 jam 30 menit dari Pusat Kota Sumbawa.

 

“Proses pembangunan tiang masih berlangsung, namun saat ini sudah hampir masuk Punik,” ujar General Manager PLN UIW NTB, Rudi Purnomoloka.

 

Setelah tiang tertanam, pembangunan akan dilanjutkan dengan pemasangan kabel jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR).  Untuk melistriki Dusun Punik ini PLN akan membangun JTM sepanjang 8,2 kilometer sirkuit (kms), JTR sepanjang 1 kms, dan 1 buah gardu berkapasitas 160 kilovolt Ampere (kVA).

 

Rudi menambahkan untuk membangun jaringan ke daerah-daerah terpencil tidak semudah membangun jaringan listrik di perkotaan. Medan berbukit yang curam dengan jalan yang kecil membuat proses pengangkutan sangat sulit. Pembangunan jaringan listrik ke Dusun Punik diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2019.

 

“Medannya ke Dusun Punik itu sangat sulit, ada tanjakan yang sangat curam, kemiringan mencapai 40 derajat dan melewati hutan. Kalau angkut tiang pakai truk itu haru sangat berhati-hati,” tutur Rudi.

 

Sekretaris Desa Batudulang, Rasidi berharap jaringan listrik dapat segera terbangun dan mengalirkan listrik ke Dusun Punik.  “Masyarakat tentunya sangat berharap listrik bisa segera masuk ke Punik. Kalau ada kesulitan PLN pasti kami bantu,” kata Rasidi.

 

Untuk melistriki Dusun Punik, saat ini warga masih menggunakan genset hasil swadaya masyarakat. Untuk membeli genset setiap warga membayar iuran sebesar 400 ribu rupiah. Kemudian setiap bulannya warga juga membayar iuran sebesar 100 ribu rupiah untuk memberli bahan bakar genset tersebut.

 

“Itu hanya untuk penerangan, maksimal tambah dengan televisi. Listriknya pun hanya menyala dari jam 6 sore sampai 6 pagi,” terang Rasidi. 

 

Kehadiran listrik di Dusun Punik nantinya diharapkan dapat melahirkan usaha-usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Selama ini kopi dan kemiri tidak di olah, ya mudah-mudahan dengan adanya listrik warga bisa membuka usaha pengolahan, sehingga harga jualnya bisa naik,” ujar Rasidi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement