REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mencatat, sebanyak 45 tangki atau 222 ribu liter air bersih liter air bersih telah disalurkan selama musim kemarau. Penyaluran air bersih umumnya menyasar Kecamatan Pamarican yang menjadi wilayah terdampak kekeringan paling parah di Kabupaten Ciamis.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Ani Supiani mengatakan, dari 26 kecamatan terdapat lima kecamatan yang sudah mulai mengakami kekeringan. Selain Kecamatan Pamarican, empat kecamatan lainnya di antaranya Ciamis, Cijeungjing, Cikoneng dan Cidolog.
Menurut dia, berdasarkan perkiraan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG), musim kemarau masih akan berlangsung sampai Oktober. "Saat sudah masuk puncak musim kemarau. Baru nanti November mulai masuk musim hujan kata dia, Kamis (8/8).
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis juga telah menyebarkan surat edaran Bupati yang berisi imbauan agar warga menghemat air. Pasalnya, musim kemarau masih akan berlangsung lama.
Ani juga meminta semua pihak yang hendak melakukan pendistribusian air bersih untuk berkoordinasi dengan BPBD terlebih dahulu. Dengan begitu, penyaluran air bersih dapat tetap sasaran.
Selain masalah kekeringan, musim kemarau juga membuat kebakaran lahan terjadi Kabupaten Ciamis. Hingga Kamis (8/8) setidaknya terdapat 6,5 hektare lahan milik warga yang terbakar.
Kebakaran lahan pertama terjadi di Dusun Sukaluyu, Desa Bahara, Kecamatan Panjalu, pada Ahad (4/8). Sekitar 3 hektare lahan yang terbakar merupakan hutan produksi milik yang dikelola warga. Kebakaran meliputi tanaman produksi kayu dan bambu.
Pada hari yang sama, kebakaran lahan juga terjadi di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican. Luas kebakaran mencapai 3 hektare dan ditaksir kerugian mencapai Rp 15 juta.
Terakhir, kebakaran lahan warga juga terjadi di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Rabu (7/8). Sekitar 300 bata (satu bata sama dengan 14 meter persegi) atau 0,5 lahan perkebunan bambu terbakar.
Ani mengimbau, warga menungkatkan kewaspadaan ketika membakar sampah. "Sebagian memang karena kelalaian," kata dia.