REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- India meminta Pakistan untuk meminjau ulang keputusan Islamabad menurunkan hubungan diplomatik yang dipicu keputusan New Delhi mencabut status istimewa Kashmir. India mengatakan pencabutan status istimewa itu urusan internal mereka dan bertujuan untuk membangun Kashmir yang hancur karena pemberontakan.
"Pemerintah India menyesalkan langkah yang diumumkan Pakistan kemarin dan akan mendesak negara itu untuk meninjau ulangnya jadi saluran komunikasi diplomatik dapat pertahankan," kata Kementerian Luar Negeri India, Rabu (8/8).
Pemerintahan nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi mencabut hak istimewa yang mengatur kepemilikan tanah di Kashmir. Mereka juga mencabut larangan orang di luar wilayah itu untuk membeli properti di sana. Tujuannya untuk menguatkan cengkraman India di negara bagian itu.
Pakistan yang juga mengklaim Kashmir mengatakan akan mengusir duta besar India di Islamabad. Mereka tidak akan mengirimkan duta besarnya ke New Delhi yang mestinya segera bertugas di sana.
Islamabad juga menangguhkan perdagangan bilateral dan menutup layanan kereta ke India. Langkah tersebut menjadi benturan terbaru antar-dua negara yang memiliki nuklir itu.
Sejak Sabtu (3/8), pihak otoritas India mematikan jaringan komunikasi dan internet di Kashmir. Berdasarkan pernyataan polisi, pemimpin lokal dan laporan media, untuk meredam protes New Delhi juga menahan 300 politisi dan anggota kelompok separatis.
Pemimpin setempat sudah memperingatkan keputusan Modi mencabut hak istimewa Jammu dan Kashmir yang sudah berlaku puluhan tahun akan mendapat penolakan. Keputusan ini memecah negara bagian itu untuk dikuasai dua pemerintahan federal yang berbeda.
Ribuan polisi paramiliter sudah dikerahkan ke Srinagar, kota terbesar di Kashmir. Sekolah-sekolah, jalanan dan pemukiman juga dibarikade.
Dua orang polisi mengatakan ada protes sporadis yang terjadi di seluruh Srinagar. Salah satu polisi mengatakan 13 orang terluka karena lemparan batu dalam unjuk rasa yang terjadi di seluruh penjuru kota sejak Selasa (7/8) malam.
Pada Rabu sore, bagian kota tua Srinagar ditutup sementara petugas polisi anti huru-hara berjaga beberapa meter dari batas barikade. Di setiap beberapa meter, India juga membangun pos pemeriksaan kawat berduri.
Batu dan bata bertebaran di tiga lokasi di dekat Masjid Jama. Sebuah masjid yang selama ini menjadi pusat unjuk rasa di Srinagar. Salah seorang saksi mata mengatakan juga ada pelemparan batu di Bemina, barat daya Srinagar. Di sana jalanan juga diblokir oleh batu besar dan tiang.