REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper akan menemui pemimpin senior Korea Selatan, Jumat (9/8). Kunjungan tersebut dilakukan di tengah serentetan tantangan kawasan mulai dari ketegangan antara Seoul dan Tokyo hingga biaya yang harus dibayar Korsel untuk pasukan Amerika yang berada di negaranya.
Esper, yang melakukan kunjungan internasional pertama sejak dilantik, tiba di Korsel pada Kamis sore di tengah peningkatan pertikaian antara Seoul dan Tokyo. Keduanya merupakan sekutu AS.
Jika isu itu diangkat dalam pertemuannya di Seoul, Esper tampaknya akan menegaskan kembali dua negara tersebut seharusnya meredakan ketegangan dan berfokus pada tantangan yang dihadirkan oleh Korea Utara dan China. Korsel menuturkan sedang menjajaki semua opsi dalam sengketa dagang dengan Jepang, termasuk membatalkan pakta intelijen bersama.
Perjanjian kerja sama militer, General Security of Military Information Agreement (GSOMIA), memfasilitasi pertemuan intelijen tiga arah dengan Washington, yang berperan penting dalam menangkal ancaman rudal dan nuklir Korut. Perjanjian tersebut diperpanjang setiap 24 Agustus.
Esper tiba di Seoul sehari setelah Presiden Donald Trump mengatakan Korsel setuju membayar lebih banyak untuk menanggung biaya yang dibutuhkan dalam mendukung 28.500 pasukan AS di Korsel. AS juga menuturkan pembicaraan soal isu tersebut sedang berjalan. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel menginformasikan kepada awak media pada Kamis perundingan itu belum dimulai.