Jumat 09 Aug 2019 13:14 WIB

Kemenko Polhukam Apresiasi Naiknya Indeks Demokrasi di Jatim

Indeks Demokrasi Indonesia diharapkan terus mengalami kenaikan.

(Kiri ke kanan) Dosen UPN Surabaya, Zainal Abidin Achmad, Dosen Universitas Paramadina Jakarta Abdul Malik Gismar, Deputi Bidang Koordinasi Politim Dalam Negeri Mayjen TNI Wawan Kustiawan, Dirpolkom Bappenas Wariki Sutikno, dan Kepala Bakesbangpol Jatim EC Jonathan, dalam kegiatan Forum Komunikasi dan Koordinasi Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Timur,  Surabaya,  Kamis (8/8).
Foto: Dok. Kemenkopolhukam
(Kiri ke kanan) Dosen UPN Surabaya, Zainal Abidin Achmad, Dosen Universitas Paramadina Jakarta Abdul Malik Gismar, Deputi Bidang Koordinasi Politim Dalam Negeri Mayjen TNI Wawan Kustiawan, Dirpolkom Bappenas Wariki Sutikno, dan Kepala Bakesbangpol Jatim EC Jonathan, dalam kegiatan Forum Komunikasi dan Koordinasi Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Timur, Surabaya, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA - Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, Mayjen TNI Wawan Kustiawan menyampaikan arahannya mengenai Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang meningkat. Capaian IDI 2018 Provinsi Jawa Timur sendiri kini sebesar 72.86. Angka ini masih di atas IDI Nasional, dan mengalami tren positif dibanding tahun sebelumnya 70.92.

Bertempat di Hotel Tunjungan Surabaya, dalam Acara Forum Komunikasi dan Koordinasi Indeks Demokrasi Indonesia Kemenko Polhukam, Wawan menyampaikan, Menko Polhukam mengharapkan ke depan bangsa ini menuju demokrasi yang bermartabat. Selain itu juga berkeadilan dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang dapat menerapkan nilai-nilai dan prinsip demokrasi.

"Yaitu adanya Pemilu yang Jurdil, kesamaan di depan hukum, penghormatan terhadap hukum dan HAM, peradilan yang independen, serta kebebasan berkumpul dan berpendapat," ujar dia, Jumat (9/8).

Dia mengatakan, sejak 2009 pemerintah telah mengembangkan instrumen untuk mengukur tingkat perkembangan demokrasi yakni Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). Kemenko Polhukam sebagai leading sector bekerjasama dengan BPS, Bappenas, dan Kemendagri.

IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi lanjutnya. "Kita bersyukur bahwa saat ini Indonesia telah menjadi negara demokratis, bahkan dikenal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan Amerika Serikat.

Majalah Forbes edisi Mei 2019 juga mengapresiasi Indonesia dengan julukan “The New Tiger of South East Asia” yang pertumbuhan ekonomi dan kualitas demokrasinya diakui oleh dunia internasional. Asisten Deputi Bidang Demokrasi dan Ormas,Brigjen Pol Drs.Budi Susanto menyampaikan, hasil riset terkait persepsi masyarakat Indonesia terhadap demokrasi, dimana survei Saiful Munjani Research Center (SMRC) yang dirilis bulan Juni 2019 lalu mencatat persentase tinggi.

Dijelaskan, 86% masyarakat menilai demokrasi sebagai sistem yang paling cocok bagi Indonesia dan 66% responden menyatakan puas dengan kualitas demokrasi di Indonesia saat ini. "Ini menunjukkan kita telah berjalan on the right track," kata dia.

Dalam kegiatan ini Direktur Bappenas Drs.Wariki Sutikno yang menjadi narasumber menyampaikan, ada hal yang jadi manfaat Kenaikan IDI. "Yaitu Perbaikan kehidupan bernasional dan berbangsa Kedua Peningkatan Kualitas dan kedudukan diplomasi di mata Internasional Serta ketiga Indonesia menjadi tempat belajar Demokrasi dan Pusat Demokrasi Dunia," ujar dia.

Moderator acara, Zainal Abidin Achmad, S.Sos, M.Si (UPN Surabaya) mengemukakan, kedepannya IDI akan terus berkembang. Sebagai contoh di Blitar dicanangkan IDI lokal, untuk barometer Pemerintah Kabupaten menilai dirinya sendiri. Harapannya IDI bisa berkembang mendasar hingga ke tingkatan Kabupaten dan kota.

"Sebagai salah satu Provinsi dengan Kabupaten dan Penduduk terbanyak Indonesia, IDI di Jawa Timur akan memberikan kontribusi signifikan dalam menguatkan dan meningkatkan Indeks Demokrasi Indonesia di tahun - tahun selanjutnya," kata dian

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement