REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad juga menyinggung isu pendidikan untuk anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Muhadjir berharap, pertemuan dua pimpinan negara bisa menyediakan solusi untuk penyediaan fasilitas pendidikan berupa Community Learning Center (CLC) untuk anak-anak Indonesia di Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, CLC untuk anak-anak TKI baru tersedia di Sabah dan Sarawak.
"Isu yang sekarang sedang kita usahakan nanti bisa diselesaikan di dalam pembicaraan yaitu berdirinya sekolah-sekolah yang di wilayah semenanjung yaitu CLC, Community Learning Center yang di Semenanjung yang belum bisa direalisasi," kata Mendikbud saat mendampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (9/8).
Mendikbud mengutip statement pertama PM Mahathir Muhammad saat berkunjung ke Jakarta, tahun lalu, yang menganggap penting memberikan hak anak-anak Indonesia yang ada di Malaysia dalam hal layanan dasar yaitu pendidikan itu. Menurut Muhadjir, CLC yang di wilayah Sabah dan Sarawak semua sudah jalan, tinggal peningkatan kualitas, dan kapasitas daya tampung.
"Kita sudah pertemuan beberapa kali untuk membicarakan itu termasuk yang terakhir di sidang SEAMEO kemarin di Kuala Lumpur beberapa bulan yang lalu, saya dengan menteri pendidikan sini yaitu Yang Mulia Maszlee Malik juga sudah membicarakan itu. Dan mudah-mudahan dengan kehadiran Bapak Presiden bisa lebih cepat terealisasi," ungkap Mendikbud.
Menlu Retno Marsudi menambahkan, jumlah CLC yang kita miliki di wilayah Sabah dan Sarawak mencapai 294 CLC dengan jumlah siswan cukup besar yaitu 16.191 orang.
"Jadi dari angka 16 ribu ini juga teman-teman bisa melihat banyak sekali anak-anak yang sekarang sudah mendapatkan pendidikan dan Pak Mendikbud tadi juga sudah sampaikan bahwa kita ingin mendapatkan hak pendidikan itu di Semenanjung," kata Retno.