Sabtu 10 Aug 2019 01:00 WIB

Huawei Luncurkan Sistem Operasi untuk Saingi Android

Pembuatan sistem operasi Huawei dilakukan setelah larangan AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Huawei
Foto: EPA
Huawei

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perusahaan telekomunikasi raksasa asal China, Huawei meluncurkan sistem operasi mereka sendiri. Hal itu merupakan langkah preventif yang mereka ambil jika tidak lagi dapat menggunakan sistem operasi Android karena ketegangan antara Amerika Serikat-China. 

Kepala bisnis Huawei Richard Yu menggelar peluncuran sistem operasi yang disebut HarmonyOS atau HongMeng dalam bahasa Cina di kota Dongguan. Sistem operasi ini menjadi perangkat lunak yang dinantikan ditengah upaya Huawei untuk bertahan dari tekanan AS. 

Baca Juga

"Ini sistem operasi berorientasi masa depan yang akan lebih mulus dan aman," kata Yu, seperti dilansir dari Tech Xplore, Jumat (9/8). 

Huawei mengatakan versi pertama sistem operasi Harmony akan diluncurkan pada tahun ini. Mereka akan dimasukkan ke dalam produk layar pintar sebelum nantinya akan disebar keseluruh perangkat pintar lainnya.

"Jika Anda bertanya kapan kami akan menggunakannya di telepon pintar, kami dapat melakukannya kapan pun," kata Yu. 

AS menekan negara-negara Barat untuk tidak mengikutsertakan Huawei dalam proyek pembangunan jaring 5G. Alasannya karena perangkat-perangkat Huawei digunakan pemerintah Cina untuk memata-matai warga negara lain. 

Dalam turnya di Eropa awal tahun ini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberitahu Polandia, Hungaria dan Inggris serta beberapa negara lainnya tentang bahayanya teknologi perusahaan China Huawei. AS mengancam akan membatasi kerja sama intelijen dengan negara-negara jika mereka menggunakan Huawei dalam proyek 5G. 

Huawei terlibat dalam perselisihan antara dua kekuatan dunia yang mengguncang perekonomian global. Ketegangan tersebut bermula ketika Washington menuduh China membiarkan pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan AS untuk membagikan teknologi ke perusahan China. 

AS ingin China mengubah praktek perdagangan mereka. China membantah melakukan praktik semacam itu dan enggan mengubah hukum mereka. Kedua negara pun akhirnya meningkat tarif impor lawan mereka masing-masing.

Pada Mei lalu, perusahaan induk Google yakni Alphabet menangguhkan beberapa bisnis dengan Huawei. Langkah itu dilakukan setelah pemerintahan Donald Trump memasukan perusahaan asal China itu ke dalam daftar yang tidak boleh berkerja sama dengan perusahaan AS. 

Sumber kantor berita Reuter mengatakan Alphabet menangguhkan beberapa bisnisnya dengan Hauwei. Bisnis-bisnis yang membutuhkan transfer perangkat keras, perangkat lunak dan layanan teknis kecuali yang menggunakan lisensi open source (sumber terbuka). 

Penangguhan itu dapat membuat bisnis telpon pintar Huawei di luar China pincang. Sebab raksasa teknologi itu akan kehilangan akses untuk memperbaharui sistem operasi Android milik Google. 

Versi terbaru telpon pintar Huawei yang menggunakan Android juga tidak dapat mengakses layanan-layanan populer dari perusahaan Silicon Valley itu, termasuk Google Play Store, Gmail, dan Youtube. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement