REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Pengurus Masjid Cut Meutia, Koko, mengaku tak kebagian besek untuk membungkus daging kurban. Padahal, panitia memerlukan besek untuk membungkus 1.200 kantong daging.
"Kita sudah upayakan cari besek itu ke setiap pasar, tapi sudah habis semua," ujar Koko ketika ditemui di Masjid Cut Meutia, Jumat (9/8).
Menurut dia, habisnya stok besek di pasaran adalah hal wajar, karena imbauan gubernur untuk menggunakan besek baru sebulan terakhir. Sehingga para pengrajin belum sempat mempesiapkan besek untuk memenuhi permintaan yang tinggi. Dia pun berharap agar kedepannya para pengrajin memproduksi besek lebih banyak ketika menjelang Hari Raya Idul Adha.
Sebagai solusi habisnya besek di pasaran, kata Koko, pihaknya kini memilih menggunakan kantong plastik organik. "Kantong plastik organik ini dibuat dari singkong, jadi tetap ramah lingkungan karena dalam tiga bulan bakal terurai," ucapnya.
Meski sudah membeli kantong plastik organik, Koko mengaku, jumlahnya juga tidak mencukupi. Sebab, kantong plastik organik itu juga sudah mulai habis di pasaran. "Kita sampai sekarang baru dapat 1.000 kantong, padahal kita butuh sekitar 1.500 kantong," ungkap Koko.
Untuk mengisi kekurangan itu, sambung Koko, pihaknya akan berupaya mencari kantong plastik organik di pasar-pasar. "Yang 1.000 itu kan kita belinya online, makanya sekarang coba kita cari di pasar menjelang hari raya," katanya.
Adapun jumlah hewan kurban di Masjid Cut Meutea tahun ini sebanyak 15 ekor sapi dan 50 ekor kambing. Untuk menyemblih semua hewan kurban itu akan dikerahkan sebanyak 10 orang juru jagal terlatih.
Sedangkan untuk mekanisme pembagiannya, lanjut Koko, tahun ini tetap akan menggunkan kupon. Sebanyak 1.000 lembar kupon telah dibagikan ke warga sekitar setelah berkoordinasi dengan ketua RW setempat untuk menentukan warga yang layak menerima.
"Sisanya ada 200-400 yang nonkupon. Itupun kalau memang jumlah dagingnya mencukupi," kata Koko.
Pembagian daging, kata Koko, akan dimulai seusai Shalat Zuhur, bertepatan dengan tuntasnya proses penyembelihan. Warga yang akan mengambil daging dibagi setiap satu jam untuk setiap RW.
Setelah semua pemilik kupon mengambil daging, lanjut dia, barulah daging yang berlebih dibagikan ke warga yang tidak memiliki kupon. "Kita atur sedemikian rupa supaya tidak ada kejadian yang tidak diinginkan saat hari raya ini," ucapnya.