REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penanganan efek dari kebocoran sumur minyak Pertamina di Pantai Karawang, Jawa Barat yang merembet hingga Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, disebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjalan dengan baik.
"Penanganan di tepi pantai enggak lagi dikelola oleh petugas di pantai yang enggak punya pengalaman mengelola oil spill seperti ini. Sejauh ini berjalan baik, saya tahu persis tim dari mereka bekerja cukup cepat," kata Anies, Jumat (9/8)
Tim dari pihak Pertamina, kata Anies, sudah bergerak cepat sejak pertemuan pihak Pertamina dengannya pada Jumat (2/8) lalu. Selain itu, pihak Pertamina telah bertemu dengan Bupati Karawang dan para nelayan yang terdampak.
"Bicarakan konsekuensi ekonomis yang dialami oleh nelayan karena ikan-ikan mati di keramba, kawasan tempat bisa melaut terganggu, nanti finalnya saya kabarin," katanya.
Adapun soal langkah hukum terkait kebocoran minyak tersebut, Anies mengatakan pihaknya akan melihat lebih jauh lagi persoalan ini.
Sebelumnya Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu yang mengatakan perusahaannya telah menyiapkan kompensasi yang akan dibayarkan kepada masyarakat terdampak tumpahan minyak sumur YYA-1, Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Akan tetapi Jaringan Aksi Tambang (JATAM) meminta kepada PT Pertamina agar tak hanya memberikan ganti rugi kepada warga dengan memberikan kompensasi akibat kebocoran sumur minyak di Pantai Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, juga berkewajiban merehabilitasi dan memulihkan ekosistem laut. Rehabilitasi yang dilakukan seperti memulihkan kembali ekosistem tumbuhan mangrove yang rusak akibat tercemar tumpahan minyak.