Sabtu 10 Aug 2019 17:45 WIB

Radhiyatuddin At Tamsy Pemimpin yang Tegas

Peradaban Islam melahirkan banyak perempuan hebat nan tangguh.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Oase (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peradaban Islam melahirkan banyak perempuan hebat nan tangguh. Kontribusi mereka bagi dunia tak perlu diragukan lagi. Mereka pun dikenal memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, di antaranya, Radhiyatuddin At Tamsy.

Radhiyatuddin menjadi salah satu Muslimah yang sukses menjabat posisi tertinggi di kerajaan. Dia memegang kekuasaan teratas di Daulah Mamalik.

Berkat kepandaian serta strateginya, sang mujahidah berhasil membawa Daulah Mamluk terbebas dari pemerintahan buruk. Radhiyatuddin merupakan putri dari Sultan At Tamsy yang memerintah Daulah Mamluk dengan adil.

At Tamsy dikenal sebagai raja yang mumpuni. Maka, tak heran bila pada masanya, daulah dapat mencapai puncak kejayaan. Selama memimpin, At Tamsy sering melibatkan urusan kerajaan ke pada Radhiyatuddin. Sang ayah melihat jiwa kepemimpinan da lam dirinya.

At Tamsy bahkan selalu menjadikan pemikiran putrinya seba gai penentu pengambilan kebijakan. Hal itu membuat banyak orang di sekitar Radhiyatuddin tak senang. Mereka merasa At Tamsy pilih kasih. Sang raja di anggap lebih menyayangi putri nya diban dingkan anak laki-lakinya. Perlu diketahui, At Tamsy me miliki putra bernama Ruknuddin Fairuz. Dialah yang menggantikan ayahnya setelah wafat pada 634 Hijriyah atau 1236 Masehi.

Hanya saja, di bawah kekuasaan Ruknuddin, Daulah Mamalik justru terpuruk. Pasalnya, Ruknuddin lebih sibuk bersenang- senang sekaligus menghamburkan uang negara untuk berfoya-foya dibandingkan mengurus pemerintahan.

Tak hanya itu, Ruknuddin di kenal pula sebagai raja yang diktator. Kondisi daulah pun makin parah dan dilanda krisis kepemimpinan. Berbagai pemberontakan kemudian terjadi di sejumlah wilayah.

Di tengah kekacauan tersebut, masyarakat langsung terpikir so sok Radhiyatuddin yang cerdas, bijaksana, serta pemberani. Se lain menguasai ilmu pengetahuan dan kepemimpinan, Muslimah tersebut juga menguasai ilmu fikih sekaligus penghafal Alquran. Akhirnya, sebagian besar pe mimpin wilayah terakhir membaiat sang putri menjadi ratu. Ia lalu memegang pemerintahan Del hi dari 634 sampai 637 Hijri yah atau 1236 hingga 1239 Ma sehi.

Sejak resmi dibai'at, Radhiyatuddin langsung merancang beragam strategi demi membangkitkan kembali Daulah Mamluk. Tetapi, para pejabat atau anggota dewan negara masih tak bisa te rima kalau Delhi dipimpin se orang wanita.

Pemberontakan pun kembali tak dapat dihindari. Meski begitu, Radhiyatuddin tetap maju. Ia ber upaya memengaruhi dan me ya kinkan para pejabat. Bagi yang masih membangkang, Radhiya tud din pun tak segan memberikan hukuman.

Berkat sikap pantang menye rahny a, Radhiyatuddin sukses meredakan pemberontakan ang gota dewan. Keamanan negara mu lai stabil. Radhiyatuddin ke mu dian membenahi manajemen serta administrasi negara. Dia pun mendukung seorang panglima hebat, yaitu Saifuddin Aibak.

Sayangnya, ketenangan dau lah tak berlangsung lama sebab keberadaan pemimpin perempuan masih diperdebatkan. Men dapat tekanan dari beberapa pi hak, pemerintahan Radhiyatud din akhirnya selesai pada 637 Hijriyah atau 1239 Masehi. Posisi tertinggi di daulah lalu dilanjutkan oleh adiknya, yakni Sultan Mu'izuddin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement