Sabtu 10 Aug 2019 20:58 WIB

Mau Pendapatan Naik? Ini Saran Wapres JK

JK pun mendorong transformasi ekonomi di berbagai bidang diperbanyak.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Elba Damhuri
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersiap membuka seminar nasional perekonomian di Jakarta, Jumat (9/8).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersiap membuka seminar nasional perekonomian di Jakarta, Jumat (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap nilai tambah ekonomi dimaksimalkan untuk menaikkan pendapatan negara. JK pun mendorong transformasi ekonomi di berbagai bidang diperbanyak guna meningkatkan nilai tambah tersebut.

Saat ini, kata JK, transformasi belum mencakup seluruh bidang. Bahkan, Indonesia masih banyak mengimpor sumber daya alam.

"Tentu, ini harus lebih banyak lagi yang kita harus transformasi, masih banyak lagi sumber daya alam yang kita impor begitu saja," ujar JK saat hadir membuka Seminar Nasional 'Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).

JK mencontohkan transformasi ekonomi dalam industri sawit atau CPO di Indonesia. Saat ini, industri sawit juga mencakup industri hilir seperti minyak goreng dan lainnya.

"Sudah mentransformasi dari CPO menjadi minyak goreng, menjadi industri hilir lainnya, walaupun kita masih mengekspor juga," ujar JK.

Tak hanya CPO, transformasi lainnya juga terjadi di industri mineral dan juga otomotif. JK mengatakan industri otomotif saat ini telah menjadi industri manufacturing yang memberi nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

"Manufacturing, sekarang sudah jauh, industri kendaran itu menjadi manufacturing yang mempunyai nilai tambah dan pekerjaan, jadi di beberapa tempat sebenarnya di bidang ekonomi kita sudah terjadi transformasi," kata JK.

Untuk itu, JK pun mendorong Indonesia mencontoh negara-negara yang berhasil dalam transformasi seperti Singapura, Cina, Malaysia, dan Korea.

JK menjelaskan, Singapura yang awalnya merupakan daerah pelabuhan, sempat bertranfomasi menjadi negara perdagangan dan industri. Namun, tidak berhenti sampai disitu, Singapura kini juga bertranfomasi meningkatkan nilai tambah di bidang pelayanan.

"Jadi Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura) mengubah, mentransform ekonominya dari kota perdagangan menjadi kota jasa," kata JK

Begitu juga, Malaysia juga telah bertranfomasi dari semula negara agraris menjadi negara industri. Sementara, Cina, kata JK, menjadi negara yang paling cepat melakukan transformasi ekonomi.

Menurutnya, Cina berhasil mentranformasi ekonomi dari negara agraris ke negara industri dalam waktu 30 tahun.

"Kalau apapun yang kita beli di toko, pasti made in Cina. Handphone, Apple, barang-barang kecil, itu made in China. Itu transformasi dari agraris ke manufacturing tercepat di dunia," ujar JK.

JK mengatakan, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan penguasaan teknologi, kebijakan Pemerintah dan keinginan bersmaa dengan masyarakat.

"Nilai tambah itu harus dilakukan secara bersama-sama, tentu caranya penguasaan teknologi, ada modal, baru bisa mengubah. Tentu semua ini dengan kebijakan pemerintah. Political will pemerintah bersama masyarakatnya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement