Sabtu 10 Aug 2019 22:07 WIB

BMKG Jelaskan Penyebab Gempa di Selatan DIY

Gempa berkekuatan Magnitudo 5,1 terjadi pada Sabtu malam.

Red: Andri Saubani
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,1 yang terjadi pada pukul 20.26 WIB dan berlokasi di 113 kilometer sebelah selatan Kota Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Gempat tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu (10/8) malam, mengatakan, gempa bumi dengan episenter pada koordinat 8,88 LS dan 110,06 BT tersebut berdasarkan analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis Sesar Naik (Thrust Fault).

“Gempa bumi selatan di Jawa ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia,” kata Rahmat.

Dampak gempa bumi di kedalaman 71 km ini berdasarkan laporan masyarakat, dirasakan di Sanden Bantul, Kota Jogja, Giri Mulyo, Maguwoharjo Sleman dengan intensitas guncangan II-III MMI (Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu), Pacitan, Purworejo, Semarang, Klaten, Wonogiri, Kebumen, Cilacap, dan Ponorogo dengan intensitas guncangan II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.