REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Sebuah kapal Brunei Darussalam dilaporkan hilang di perairan perbatasan Malaysia-Filipina dengan empat kru orang di antaranya warga negara Indonesia (WNI).
Informasi dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Sabah, Sabtu (10/8), menyebutkan, kapal berwarna oranye dengan panjang 70 meter itu hilang kontak pada 6 Agustus 2019 sekira pukul 23.30 Wita. Sehubungan hilangnya kapal dengan 11 kru termasuk kapten kapal bernama Naseer Ketugi Abdullah berkewarganegaraan Filipina, pihak NSARCC telah melakukan pencarian di lokasi kejadian pada koordinat 0634UTC-0846UTC 1" dan 0912UTC-1036UTC.
Kejadian tersebut telah dilaporkan oleh Jawatan Kuasa Penyelaras Mencari dan Menyelamat Kebangsaan (NSARCC) Brunei Darussalam kepada MRSS Sabah selanjutnya kepada Pusat Operasi Menyelamat Maritim (MRSS) Putra Jaya Kuala Lumpur. Pengarah Agensi Penguatkuasaan Maritim Sabah Laksamana Muda Kamaruszaman Hasan mengatakan, kapal nelayan milik Brunei Darussalam tersebut dipastikan hanyut ke perairan Kota Kinabalu Sabah.
Oleh karena itu, dia meminta bantuan pihak lain untuk melakukan penyelamatan apabila menemukan tanda-tanda keberadaan kapal atau krunya. Kamaruszaman mengungkapkan, MRSS Kota Kinabalu telah mendapatkan informasi keberadaan sembilan kru kapal mengenakan jaket atau pelampung berada di perairan Semarang oleh nelayan setempat.
Sedangkan, dua kru telah berhasil diselamatkan di perairan Pulau Tiga dekat dari Kota Kinabalu. Untuk memastikan informasi tersebut, Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) mengerahkan personel melakukan pencarian namun tidak menemukan keberadaan sembilan kru kapal dimaksud.
“Sebuah pesawat Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) kemudian digerakkan ke kawasan itu untuk mencari korban tetapi tidak menemui satupun petunjuk," ujar Kamaruszaman.
Dari 11 kru kapal nelayan Brunei Darussalam, empat orang di antaranya WNI, yakni Idris (43 tahun), Agus Hariyanto (39 tahun), Rusli Yusanto (38 tahun), dan Glori Dwi Santoso (24 tahun). Informasi dari Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu sedang berkoordinasi dengan instansi terkait di Negeri Sabah sekaitan dengan pencarian keempat WNI yang dinyatakan masih hilang.