Ahad 11 Aug 2019 09:03 WIB

Warga Pekanbaru Kenakan Masker Saat Shalat Idul Adha

Kabut asap di Pekanbaru dinilai cukup buruk sehingga warga memakai masker.

Red: Nur Aini
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Riau, bertepatan perayaan Idul Adha 1440 Hijriah, Ahad (11/8) terpantau mulai menyelimuti Kota Pekanbaru.

Berdasarkan pantauan, bau menyengat seperti arang terbakar terasa menyengat saat umat muslim mulai berbondong-bondong memadati Masjid Raya Annur di Kota Pekanbaru untuk menjalankan shalat Idul Adha. Panitia di masjid dan warga terpaksa mengenakan masker medis karena asap yang terasa pekat.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kualitas udara pada Ahad (11/8) pagi berasap sehingga jarak pandang menurun.

“Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi ini cukup buruk, hanya dua kilometer akibat asap,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami.

Ia menjelaskan kondisi berasap juga terpantau di Kota Dumai dengan jarak pandang 2 kilometer, dan Kabupaten Pelalawan 3 kilometer. Sanya mengatakan kualitas udara kini status sedang akibat tercemar asap atau jerebu. Informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terkandung di udara pada sekitar pukul 06.30 WIB lebih dari 110 mikrogram per meter kubik.

“PM10 tercatat di angka 110, kualitas udara sedang,” katanya.

Berdasarkan pantauan satelit pada Ahad pagi pukul 06.00 WIB, terpantau ada delapan titik panas di Riau yang jadi indikasi awal Karhutla. Dari jumlah tersebut ada enam titik yang terindikasi kuat merupakan titik api karhutla.

“Seluruhnya berada di Kabupaten Indragiri Hulu,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar mengeluarkan arahan kepada masyarakat, khususnya umat muslim, untuk mewaspadai kabut asap kebakaran hutan dan lahan serta untuk berdoa meminta hujan pada perayaan Idul Adha 1440 Hijriah pada Ahad.

“Untuk mengimbau (pada) shalat Idul Adha tanggal 11 Agustus 2019 atau 10 Zulhijjah 1440 H, dimohon juga agar jamaah minta doa supaya di Riau segera turun hujan,” kata Asisten I Sekretariat Daerah Pemprov (Setdaprov) Riau, Ahmad Syah Harrofie, menjelaskan arahan Gubernur Syamsuar kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (10/8).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement