REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim dari etnis China dan etnis lainnya bersatu dalam shaf saat shalat Idul Adha di Masjid Lautze, Jalan Lautze, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Ahad (11/8). Usai shalat, sebagian jamaah bersilaturahmi dengan menyantap makanan yang disediakan pengurus masjid.
Ketua Yayasan Haji Karim Oei, Ali Karim Oei, mengatakan, shalat Idul Adha memang menjadi momen bersilaturrahim antar sesama jamaah. Terutama jamaah dari etnis China. "Campur semua tadi yang shalat. Ada sekitar 500 orang. Memang mayoritas orang China," kata Ali kepada Republika.co.id di Masjid Lautze, Ahad.
Masjid Lautze sendiri merupakan masjid yang didirikan untuk menyampaikan syiar Islam ke etnis China. Masjid ini berdiri sejak tahun 1992. Masjid dibagun di sebuah ruko empat lantai itu telah mengislamkan lebih dari 1.000 orang.
"Jamaah yang shalat tadi ada yang dari Bogor dan Bekasi juga, karena ini sekaligus momen silaturahmi. Rata-rata memang yang mualaf," ujar Ali.
Ustaz Sujana Sulaeman Chu Yung Wei, menyampaikan dalam khutbahnya tentang ibadah wukuf di Padang Arafah. Sebab, kata dia, Padang Arafah adalah miniatur Padang Mahsyar.
"Di sana semua orang sama, tidak perlu berbangga dari bangsa apa ataupun latar belakang apa. Bangsa apapun sama, karena semua makhluk Allah. Yang paling mulia adalah yang bertakwa," ujarnya.
Seusai ibadah shalat Idul Adha, jamaah pun menyempatkan diri menyantap makanan yang disediakan pengurus masjid. Tampak mereka saling membaur dan saling bercerita.
Ali menambahkan, seusai shalat, jamaah di Masjid dengan desain interior mirip bangunan khas etnis China itu, memang biasa makan bersama terlebih dahulu sebelum pulang. "Cina dan Arab sama saja. Habis kumpul kita makan-makan," ujarnya.