Ahad 11 Aug 2019 12:57 WIB

ITC Pun Siapkan Marketplace untuk Pedagang Mereka

Anggota marketplace ITC ini nantinya adalah seluruh pedagang ITC.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Elba Damhuri
Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Jakarta, Kamis (1/8).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, Jakarta, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Era industri 4.0 memaksa banyak pihak untuk masuk dunia internet tak terkecuali pusat grosir ITC. Kepala Divisi ITC Christine Natasha Tanjungan menjelaskan dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0 pihaknya akan menyiapkan strategi baru dalam bidang pemasaran.

Salah satu strategi tersebut ialah menyiapkan marketplace khusus pedagang ITC. "Anggotanya adalah seluruh pedagang ITC. Sekarang sedang kami siapkan, rencananya diluncurkan tahun depan," kata Christine saat ditemui Republika.co.id, Kamis (1/8).

Dengan marketplace tersebut, Christine berharap agar pedagang dapat leluasa memasarkan produknya secara daring. Dengan demikian, jangkauan pemasaran akan semakin luas.

Selain menyiapkan marketplace, ITC juga mendorong para pedagang untuk melalukan pemasaran melalui media sosial dan juga SMS.  ITC menyatakan memiliki laman khusus untuk memberikan berbagai macam informasi, mulai dari letak, jenis produk yang dipasarkan, promo, maupun event yang akan dilaksanakan. Laman tersebut adalah www.itcshoppingfestival.com.

"Selama ini, kami memposisikan diri tidak hanya sebagai pengelola ITC, tetapi juga menjadi mentor para pedagang. Kami juga memberikan saran tentang pengemasan produk misalnya, termasuk juga dalam hal pemasaran," kata Christine.

Guna memudahkan adaptasi terhadap revolusi industri 4.0, ITC akan menyediakan wifi di seluruh gedung. Program tersebut diharapkan dapat memudahkan pedagang dan pengunjung untuk mengakses internet.

Para pedagang dan pengunjung ITC Mangga Dua merespons positif rencana adaptasi tersebut. Salah satunya pedagang ITC Mangga Dua, Yuli.

Yuli berharap rencana tersebut segera teralisasikan. Apalagi terkait dengan penyediaan marketplace khusus. Ia berharap marketplace itu dapat digunakan untuk memperluas jangkauan pemasaran.

Terkait maraknya perdagangan pakaian secara daring,  Yuli mengaku tidak mempengaruhi omzet dan pendapatannya. Pasalnya, ia juga memasarkan produknya secara daring melalui media sosial.

"Tapi orang-orang tetep butuh ke toko buat lihat barangnya langsung. Apalagi kalau beli grosir. Biasanya mereka cari-cari modelnya dulu di medsos, baru pas akhir pekan datang ke sini," tutur Yuli.

Dalam kesempatan yang sama, pemilik kios "Paparazzi" itu juga menjelaskan telah berdagang di ITC selama 10 tahun. Ia telah memahami pola keinginan konsumen.

Menurutnya, berdagang di ITC tetap menguntungkan, terlebih saat musim belanja. Ia menceritakan, saat musim belanja, omzetnya dapat mencapai Rp8 juta/minggu.

Sedangkan pada hari-hari biasa, omzetnya tidak terpaut jauh. Ia masih bisa mendapatkan omzet Rp5 juta per minggu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement