REPUBLIKA.CO.ID, BIJING - Topan besar di China menyebabkan tanah longsor sehingga 28 orang dilaporkan meninggal dunia. Media pemerintah Cina, CCTV melaporkan longsor membuat puing-puing tanah dan rumah-rumah terendam.
"20 orang lainnya masih hilang, dan lebih dari satu juta orang dievakuasi," kata kantor berita Xinhua dilansir Guardian, Ahad.
Topan Lekima tiba di provinsi timur Zhejiang pada Sabtu (10/8) waktu setempat. Topan tersebut tiba dengan kecepatan angin maksimumnya 116 mph.
Korban meninggal dunia berada di daerah Yongjia, yang terletak di kota pelabuhan utama China, Wenzhou. Sungai yang terhalang oleh tanah longsor naik ke level 10 meter dalam waktu 10 menit sehingga menjebak 120 ribu penduduk desa.
Tanah longsor terjadi sekitar 129 kilometer utara kota pesisir Wenzhou, ketika sebuah bendungan ambrol di daerah yang dibanjiri karena hujan dalam waktu tiga jam.
Angin kencang dan hujan lebat juga menghantam pusat keuangan Shanghai pada Sabtu sore, dan Shanghai Disneyland tutup untuk hari itu. Badai kemudian bergerak ke utara, meski secara bertahap kecepatan anginnya melemah.
Lebih dari 250 ribu penduduk di Shanghai dan 800 ribu di provinsi Zhejiang telah dievakuasi akibat topan ini. Sementara 2,72 juta rumah tangga di Zhejiang mengalami pemadaman listrik karena angin kencang dan hujan menimpa jalur transmisi listrik.
Sekitar 200 rumah di enam kota di Zhejiang hanyut. Lahan pertanian seluas 163.830 hektar juga mengalami kehancuran akibat topan. Topan ini diperkirakan mencapai provinsi Jiangsu pada Ahad pagi dan membelok ke Laut Kuning sebelum melanjutkan arahnya ke utara dan tiba di provinsi Shandong.
Bisnis di pesisir Zhejiang tutup. Kementerian Manajeman Darurat memperingatkan potensi risiko kebakaran, ledakan, dan kebocoran gas beracun di taman kimia dan kilang minyak.
Hampir 200 ratus jadwal keberangkatan kereta api melalui kota Jinan di provinsi Shandong telah ditangguhkan hingga Senin. sementara menurut Regulator penerbangan China, ribuan penerbangan dibatalkan di wilayah bagian China timur. Sementara sebagian besar penerbangan masuk dan keluar dari dua bandara utama Shanghai juga dibatalkan.
Badan Cuaca China pun telah mengeluarkan peringatan oranye atau peringatan tertinggi kedua setelah membunyikan peringatan merah pada Jumat. Badai kuat ini memaksa pembatalan penerbangan di Taiwan dan menutup pasar dan bisnis di pulau itu.