Ahad 11 Aug 2019 17:57 WIB

Pemkot Tangerang akan Integrasikan Angkot dengan BRT

Pemkot Tangerang ingin angkot mengurangi kemacetan di wilayah tersebut.

Sejumlah kendaraan angkutan kota (angkot) menunggu penumpang datang di ruas Jalan Daan Mogot, Tangerang.
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah kendaraan angkutan kota (angkot) menunggu penumpang datang di ruas Jalan Daan Mogot, Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang berencana mengintegrasikan Angkutan Perkotaan (Angkot) dengan transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang ada di wilayahnya. Integrasi ini merupakan upaya membenahi kondisi transportasi umum di Kota Tangerang. 

Arief mengatakan Pemkot Tangerang sedang melakukan perbaikan angkot yang akan mulai beroperasi tahun depan. Ia mengatakan keberadaan Angkot ini untuk mengurangi kemacetan di Kota Tangerang.

Baca Juga

"Angkutan kota baru ini nantinya akan terintegrasi dengan BRT sehingga tidak ada lagi angkot yang berhenti sembarangan karena telah sesuai dengan trayek-trayek dan headway yang ada," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Ahad (11/8).

Dalam pengoperasiannya, ia mengatakan, angkot tidak diijinkan untuk berhenti sembarangan atau hanya bisa berhenti di halte-halte yang sudah ditentukan. Dengan demikian, ia mengatakan, tidak ada lagi angkot ngetem yang selama ini membuat kemacetan. 

Ia menambahkan pengoperasian dengan cara ini juga untuk memastikan headway atau jarak kedatangan angkot sekitar 10 sampai 15 menit. "Per sepuluh menit akan ada angkot, atau per limabelas menit akan ada angkot. Kemungkinan-kemungkinan itu sedang kita bicarakan," kata dia.

Selain pengoperasian, Arief mengatakan, Pemkot Tangerang juga akan melakukan pembenahan desain angkot. Desain mobil ini nantinya akan bergaya retro dengan dilengkapi pendingin ruangan, pintu penumpang otomatis (automatic door), dan kursi penumpang terbuat dari kulit. 

Untuk mewujudkan rencana itu, Arief mengatakan, Pemkot Tangerang sedang mematangkan pembahasan dan perencanaan. Pemkot Tangerang juga berencana melakukan sosialisasi kepada seluruh pemilik angkot.

"Karena pemilik-pemilik angkotnya sama, hanya saja polanya seperti apa itu yang lagi kita pikirkan. Ini terus berjalan, teman-teman Dishub sedang mendata berapa angkot yang saat ini beroperasi di jalan. Mungkin dalam kurun waktu 6 (enam) bulan ini," kata Arief.

Arief menambahkan melalui program ini, Pemkot Tangerang juga ingin menjangkau kesejahteraan sopir dan pemilik angkot. Ia berharap perbaikan layanan angkot akan makin memperbaiki kesejahteraan dari sopir dan pemilik angkutan kota. 

"Kemungkinan bisa kita gaji supirnya dan pemilik angkotnya bisa kita libatkan dalam bentuk wadah koperasi sehingga tidak mengurangi pendapatan yang ada," kata dia.

"Bahkan, mungkin kesejahteraannya bisa ditambah dengan kita daftarkan BPJS dan sebagainya. Tapi Ini masih jadi wacana, karena kita masih harus menghitung komponen-komponen, jangan sampai berkurang malah kalau bisa lebih baik lagi melalui program angkutan kota yang baru ini," ucap dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement