Senin 12 Aug 2019 00:17 WIB

Soal Wagub DKI, Pengamat: Parpol Mainkan Politik Layangan

Pemilihan wagub DKI memerlukan pembicaraan menyeluruh dengan pihak terkait.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Ratna Puspita
Pemilihan wagub DKI (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Pemilihan wagub DKI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, pemilihan wakil gubernur DKI berlarut-larut karena partai politik di luar PKS sedang memainkan politik layangan. Partai politik sedang menarik ulur proses pemilihan wagub DKI sehingga satu dari dua calon PKS tidak kunjung ditetapkan sebagai pendamping Anies Baswedan. 

"Inilah politik layangan yang dimainkan parpol non-PKS di Jakarta, kebanyakan tarik ulur, melayang terus enggak turun-turun. Akhirnya nunggu matahari terbenam, nanti tau-tau sudah 2022, selesai periodenya," kata Hendri kepada Republika, Ahad (11/8). 

Baca Juga

Hendri mengatakan pemilihan wagub DKI memerlukan pembicaraan menyeluruh. Pembicaraan itu bukan hanya antara partai pengusung, yakni PKS dan Partai Gerindra, melainkan seluruh elemen DPRD. 

"Pembicaraan kursi wakil gubernur antara Gerindra dan PKS sebaiknya juga melibatkan Gubernur DKI, Anies Baswedan serta PDIP Jakarta. Sebab Anies adalah sosok yang akan menjadi partner sang wagub, sementara PDIP adalah pemimpin DPRD Jakarta saat ini," kata Hendri.