Ahad 11 Aug 2019 21:18 WIB

In Picture: Lintas Ekbis: Rp 300 per Kilogram, Garam Lokal Sulit Dijual

.

Rep: Republika, Antara/ Red: Yogi Ardhi

Petani memasukkan garam ke dalam karung saat panen raya di Desa Tanggultlare, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (10/8). Garam di wilayah tersebut dijual Rp35.000 per keranjang atau Rp300 hingga Rp400 per kilogram tergantung kualitas. (FOTO : Yusuf Nugroho/Antara)

etugas melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (10/8/2019). Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen, lebih rendah dari kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen dan kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen yang dipicu perlambatan ekonomi dunia. (FOTO : Indrianto Eko Suwarso/Antara)

Penjual menata pohon pinang dan bambu di kawasan Manggarai, Jakarta, Minggu (11/8/2019). Menurut sejumlah perajin setempat penjualan pohon pinang menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-74 sepi peminat. (FOTO : Risky Andrianto/Antara)

Deputy General Manager Marketing Planning PT Toyota-Astra Motor Andri Widiyanto menyampaikan sambutan sebelum melepas konvoi pengendara Avanza Veloz "Semakin Bangga Sama-Sama" di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/8/2019). Konvoi yang diikuti 100 pengendara Avanza Veloz dan diisi dengan berbagai kegiatan tersebut sebagai bentuk apresiasi Toyota kepada konsumen, dan Medan merupakan kota pertama dari 11 kota di Indonesia yang melaksanakan kegiatan tersebut. (FOTO : Irsan Mulyadi/Antara)

Pedagang melayani pembeli peralatan sate di pinggir jalan Desa Ujungrusi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (11/8). Pedagang dadakan peralatan sate seperti kipas, arang dan lidi tusuk yang dijual dari Rp2 ribu hingga Rp10 ribu itu ramai diburu warga untuk membakar daging pada Idul Adha 1440 H. (FOTO : Okky Lukmansyah/Antara)

Pembeli kulit hewan sapi kurban mengangkat kulit sapi setelah selesai ditimbang di lapak pinggir jalan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (11/8). Jual beli kulit sapi dan kambing pada Idul Adha menjadi kegiatan rutin tahunan bagi pedagang dengan membuka lapak di pinggir jalan perkotaan. (FOTO : Jojon/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Petambak Garam Nusantara (Aspegnu) meminta pemerintah bertindak tegas menyusul kesulitan yang sedang dialami para petambak garam lokal saat ini. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aspegnu Achmad Solehan mengatakan harga garam lokal saat ini sangat rendah yakni hanya sebesar Rp 300 per kilogram (kg).

Nilai ini atau jauh dibandingkan sebelum terjadinya gejolak harga, di mana harga garam bisa mencapai Rp 1.000 per kg.

"Kita dalam posisi bingung, selain harga rendah, juga pasarnya yang rendah. Susah beli meski harga Rp 300 per kg. Tidak terserap," ujar Achmad saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/8).

Achmad menduga, tidak maksimalnya serapan garam lokal lantaran begitu banyak garam yang beredar, terutama garam impor. Achmad menjelaskan, para petambak garam lokal sejatinya masih mampu melakukan produksi garam lokal saat musim kemarau seperti ini mencapai 2,5 juta ton sampai 3 juta ton garam per tahun.

sumber : Republika, Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement