REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Hasil penyelidikan jajaran Polsek Tarogong Kaler menghasilkan dugaan penyebab kebakaran hutan di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, adalah unsur kesengajaan oleh manusia untuk membuka lahan di lereng gunung. Pihak Polsek Tarogong Kaler pun menegaskan akan melakukan penindakan.
"Betul karena ulah manusia untuk pembukaan lahan di daerah Guntur," kata Kepala Polsek Tarogong Kaler Ipda Asep Saepudin di Garut, Ahad (11/8).
Ia menuturkan, sejumlah personel telah terjun ke kawasan hutan Gunung Guntur untuk menelusuri penyebab terjadinya kebakaran di hutan pada musim kemarau tersebut. Hasil penelusuran, kata dia, terjadinya kebakaran hutan itu lebih disebabkan adanya pembukaan lahan oleh sekelompok orang dengan cara membakar alang-alang yang tumbuh kering di kawasan Gunung Guntur.
"Sebenarnya ini ulah pemilik lahan yang membuka lahan dengan cara dibakar, api membesar dan merembet ke tanaman ilalang (alang-alang)," ungkapnya.
Asep mengungkapkan, polisi bersama pihak terkait yang melakukan pendakian ke gunung menemukan adanya beberapa warga yang sedang membuka lahan di Blok Citiis antara perbatasan Gunung Guntur dan Gunung Masigit. Bahkan, lanjut dia, ada juga lokasi pembukaan lahan hutan di perbatasan antara Gunung Guntur dan Gunung Putri di Kecamatan Tarogong Kaler.
"Saat itu kami mengingatkan kepada warga agar tidak membakar tanaman di sana," ucapnya.
Ia menambahkan, pembakaran lahan hutan di Gunung Guntur juga seringkali dilakukan oleh warga penggali pasir agar saat turun hujan dengan mudah pasir turun ke bawah. "Ada juga karena ulah penambang pasir liar membakar ilalang agar pasir mudah terbawa air ke bawah saat turun hujan," ujarnya.
Adanya temuan itu, kata dia, menjadi perhatian kepolisian untuk memberi peringatan. Polisi pun akan melakukan penindakan sesuai aturan hukum yang berlaku bagi pelaku pembakaran hutan. "Kami akan menindak tegas siapa pun warga yang melakukan pembakaran ilalang di sekitar lereng Gunung Guntur," katanya, menegaskan.