REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Korban topan Lekima di Cina yang meninggal dunia meningkat menjadi 33 orang. Sementara upaya penyelamatan terus berlanjut di tengah lokasi banjir dan tanah longsor.
Jumlah korban meninggal dunia meningkat jadi 33 orang pada Ahad (11/8) ketika petugas melakukan upaya penyelamat. Petugas menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi orang-orang yang terdampar ketika arus air yang deras menyapu rumah-rumah penduduk.
Evening Standard pada Senin (12/8) melaporkan, jaringan penyiaran darurat Cina menginformasikan sebanyak 16 orang masih hilang di Provinsi Zhejiang tempat 32 orang meninggal akibat topan Lekima. Sementara, di Provinsi Anhui dilaporkan satu orang meninggal dunia.
Topan Lekima telah memicu longsor dan banjir di wilayah Zhejiang. Tetapi, sebagian besar korban topan Lekima berada di daerah Yongjia. Di sana, tanah longsor memblokir aliran sungai dan membuat airnya meluber ke kota kecil.
Topan Lekima yang telah diturunkan peringkatnya menjadi badai tropis diperkirakan akan menurunkan hujan lebat di timur laut Cina. Hujan tersebut diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari kedepan saat Lekima bergerak ke pantai Pasifik.
Seperti diketahui, topan Lekima tiba di provinsi timur Zhejiang pada Sabtu (10/8) waktu setempat. Topan tersebut tiba dengan kecepatan angin maksimumnya 116 mph.
Akibatnya, lebih dari 250 ribu orang di Shanghai dan 800 ribu orang di Zhejiang dievakuasi akibat topan Lekima. Sementara 2,72 juta rumah tangga di Zhejiang mengalami pemadaman listrik akibat angin kencang dan hujan menimpa jalur transmisi listrik.