REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Serena Williams menangis ketika cedera punggung memaksanya meninggalkan arena final WTA Toronto saat pertandingan baru empat gim dimainkan, Ahad (11/8) waktu setempat. Serena pun harus menyerahkan gelar juara turnamen ini pada Bianca Andreescu.
Andreescu yang berusia 19 tahun sedang memimpin 3-1 saat jeda servis ketika Serena, juara grand slam 23 kali, itu merasa tak bisa lagi melanjutkan pertandingan. Ketika Williams sudah pasti tak bisa melanjutkan bertanding, petenis muda Kanada itu mendekati kursi Serena untuk menenangkan petenis Ametrika Serikat (AS) itu dan memeluknya.
Di lapangan, Serena menyebut kejang punggung, namun resminya ia mundur karena cedera pungggung atas. Ini pukulan besar untuk petenis berusia 37 tahun yang nyaris merebut gelar WTA ke-73-nya sekaligus pertamanya sejak melahirkan putrinya, Olympia, pada September 2017.
Serena juga dikalahkan Simona Halep pada final Grand Slam Wimbledon Juli lalu atau pada pertandingan ke-24 sang petenis yang dirusak oleh cedera lutut.
"Saya minta maaf tidak bisa melakukannya hari ini," kata Serena kepada penonton dengan suara terbata dilansir AFP. "Saya sudah mencoba tapi saya tak bisa melakukannya. Bianca atlet putri yang hebat. Terima kasih kepada tim saya, ini tahun yang keras, tetapi kami akan tetap lanjut."
Hasil ini membuat Serena terus memburu gelar pertamanya sejak gelar juara Australia Open 2017. Sejak kembali bermain, ia sudah mencapai final tiga grand slam, namun belum mampu menyamai rekor 24 gelar grand slam petenis Australia Margaret Court.
Andreescu, yang mengalahkan petenis nomor lima dunia Kiki Bertens dan nomor tiga dunia, Karolina Pliskova, dalam perjalanan menjadi juara di Toronto, sekarang memiliki catatan 7-0 melawan sepuluh besar petenis dunia sepanjang kariernya. Ia diperkirakan menembus masuk 15 besar peringkat dunia.