Senin 12 Aug 2019 16:41 WIB

Kebakaran Hutan, Menteri LHK: Pemadaman Terus Dilakukan

Kebakaran hutan terjadi di kawasan Gunung Ciremai, Gunung Sumbing, Gunung Guntur

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Asap mengepul dari kebakaran hutan Gunung Sumbing terlihat dari Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/9).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Asap mengepul dari kebakaran hutan Gunung Sumbing terlihat dari Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Polri, dan TNI untuk melakukan pemadaman api di kawasan hutan sejumlah gunung di Pulau Jawa. Tercatat dalam beberapa hari ini, kebakaran hutan terjadi di kawasan Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Sumbing di Jawa Tengah, dan Gunung Guntur di Jawa Barat.

"Water bombing jalan terus," ujar Siti usai menghadiri rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (12/8).

Sepanjang Ahad (11/8) kemarin, jumlah titik api di hutan Gunung Ciremai cenderung bertambah. Kebakaran hutan pertama kali melanda Blok Gua Walet pada ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berjarak sekitar 0,3 kilometer dari puncak Gunung Ciremai, Rabu (7/8) sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga Sabtu (10/8), luas lahan yang sudah terbakar kurang lebih 371 hektare.

Sementara itu, kebakaran hutan di Gunung Sumbing yang masuk wilayah Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah terjadi pada Minggu (11/8) sore. Kawasan yang terbakar berada pada petak 28 RPH Klaseman, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wonosobo, Kesatuan Pengelolaan Hutan Kedu Utara.

Selain titik panas di Pulau Jawa, Siti justru mengaku lebih mengkhawatirkan kondisi terkini kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatra. Asap pekat memang mulai mengepung masyarakat yang tinggal di Riau dan Kalimantan Barat.

Berdasarkan data Kementerian LHK, sebaran titik panas di Kalimantan Barat masih tercatat 13 titik dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Sedangkan jumlah titik panas di Riau tercatat ada 38 titik, dengan kabupaten terparah adalah Rokan Hilir.

Siti menambahkan, dirinya akan bertolak ke Pekanbaru, Riau pada Senin (12/8) sore ini untuk memantau langsung penanganan asap di sana. Bersama Siti, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut terbang ke Riau untuk meninjau pengendalian karhutla.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement