REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Orang-orang berkumpul di masjid-masjid di seluruh Pakistan dalam peringatan Idul Adha, Senin (12/8). Pemerintah telah menyerukan agar Idul Adha dilakukan secara sederhana tahun ini. Ini diterapkan untuk mengekspresikan solidaritas dengan warga Kashmir yang tinggal di sisi India.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi melakukan perjalanan ke Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan. Ia pergi untuk melakukan shalat Id di sebuah masjid.
"(Saya) datang ke sini untuk mengekspresikan solidaritas Pakistan dengan Anda," kata Qureshi kepada jamaah, Senin (12/8).
Di selatan kota Karachi, shalat didedikasikan untuk orang-orang Kashmir di India. "Kami bersama saudara-saudara Kashmir kami. Kami berbagi rasa sakit dan kesedihan mereka. Hari ini, doa khusus dipersembahkan untuk mereka di dalam masjid,"
ucap seorang warga Mohammad Adnan.
Idul Adha dirayakan setiap tahun pada hari ke 10 di bulan terakhir dari kalender Islam. Asosiasi Tanners Pakistan menyatakan, sebanyak 10 juta hewan senilai hingga tiga miliar dolar AS dikorbankan selama perayaan.
Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut status istimewa negara bagian Jammu dan Kashmir pada Senin (5/8). Pencabutan ini membatalkan pasal 370 konstitusi India. Modi menyatakan, pencabutan status bertujuan untuk menyatukan daerah tersebut dengan India.
Pada Selasa (6/8), India kemudian menurunkan status Jammu dan Kashmir menjadi dua wilayah Union Territory (UT), yaitu Jammu dan Kashmir, serta Ladakh. Status UT membuat kedua wilayah dipimpin pemerintah pusat langsung.
Otoritas di Kashmir menyatakan mereka melonggarkan pembatasan pada Ahad (11/8), di sebagian besar kota utama Srinagar menjelang perayaan Idul Adha. Selain itu, Pakistan mengusir duta besar India dan menghentikan perdagangan atas tindakan dari New Delhi.