REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi merespon wacana kebijakan aparatur sipil negara (ASN) bekerja dari rumah. Menurutnya, wacana tersebut adalah tantangan kemajuan zaman. Namun, hal itu masih terlalu dini untuk dilakukan sekarang.
Rahmat menjelaskan, wacana tersebut memerlukan perubahan pola pikir masyarakat. Berdasarkan pengalamannya memimpin Kota Bekasi, ia mengaku, cara kerja konvensional belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Wong sekarang aja yang kami lakukan upaya-upaya percepatan, upaya radikalisasi, upaya-upaya simplikasi, masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi," kata Rahmat, Senin (12/8).
Meskipun demikian, Walikota Bekasi yang terpilih kedua kali pada 2018 yang lalu itu mengatakan, digitalisasi adalah tantangan menuju sebuah perubahan besar, khususnya dalam proses layanan masyarakat. "Nah ini juga harus sejalan dengan mindset pemikiran masyarakat kita," ucapnya.
Dengan sinergi tersebut, diharapkan akan tercipta kerja sama saling menguntungkan, khususnya antara pihak yang dilayani dan melayani. "Tapi eranya gak bisa nunggu, jadi harus lebih lari karena yang harus dibangun bukan hanya birokrasinya saja, masyarakatnya juga," jelas Rahmat.
Sebelumnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) membuka wacana ASN bekerja dari rumah. Deputi Bidang SDM Aparatur Kemenpan-RB, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, jumlah ASN yang melek teknologi semakin banyak. Oleh karena itu, proses kerja ASN dapat diubah agar menjadi lebih cepat dan fleksibel.