REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Membuat film layar lebar yang diadaptasi dari cerita buku atau komik memang tidak mudah. Sering kali orang bertanya-tanya apakah akan sama persis dengan cerita yang sudah beredar sebelumnya atau ada perbedaan
Pemeran Gundala Abimana Aryasatya mengungkapkan setiap pembuat film tentu memiliki interpretasinya sendiri terhadap sesuatu yang akan ia buat. Ia mengatakan, Joko Anwar memiliki konsep yang berbeda untuk memvisualisasikan komik Gundala ke sebuah film.
Menurut Abimana, nanti akan ada komik versi cerita film nantinya. Abimana mengakui ia tidak terlalu mengacu pada komik yang sudah dibaca.
"Saya percaya dengan konsepnya Joko, saya percaya sama dia, saya percaya skenario itu yang kami jalani. Apa yang ada di kepala dia harus bisa kami realisasikan," ujar Abimana dalam acara Dalam bincang-bincang film Gundala di acara Gramedia Writers and Reader Forum (GWRF) 2019 beberapa waktu lalu di Perpusnas RI, Jakarta Pusat.
Begitu juga dengan Putri Ayudya. Setelah terima naskah, ia langsung membacanya dan fokus pada arahan Joko Anwar, mengikuti proses film, dan melakukan pendekatan dengan karakter lainnya. Semua takaran, menurut Putri, ada pada Joko Anwar.
"Dalam proses, nanya banyak harus ya menurutku, terutama kalau sudah tahu Joko Anwar bikin sesuatu, pasti setiap tokoh ada maksudnya, enggak bisa berdiri sendiri dan mengarah ke yang lain,” katanya.
Sedangkan Danang Danang ternyata mengalami hal yang sama seperti Putri. Danang hanya diberikan naskah adegan yang harus ia jalani. Selanjutnya sama seperti yang lain, Danang benar-benar mengikuti arahan Joko Anwar.
“Pas syuting memang Bang Joko mengarahkannya memang senyaman itu. Jadi, kami bisa dipagari tanpa harus dikungkung (kreativitasnya)” ujar Danang.
Soal naskah film, Imansyah juga angkat bicara. Ia mengungkapkan skrip yang dipakai syuting adalah skrip keempat.
Jadi, ada tiga kali revisi dari draf naskah pertama hingga draf ketiga sebelum syuting. Pihak BumiLangit dalam hal ini berkepentingan untuk menjaga cerita supaya roh Gundalanya tetap terasa, meskipun sudah disesuaikan dengan konteks sosial saat ini.
"Gundala harus bisa diterjemahkan ke dalam skrip yang lebih cocok untuk zaman sekarang. Bagaimana mentransformasikan kerennya dulu ke kerennya yang sekarang. Itu yang dilakukan waktu pengembangan skrip,” kata Imansyah.
Naskah selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk storyboard. Kemudian setelah dicari sudut pandangnya, storyboard digerakkan melalui bentuk videoboard, termasuk adegan laganya. Videoboard itu dipakai sebagai pedoman syuting.
Dalam proses ini, Imansyah menuturkan, mereka menemukan tantangan. "Yang namanya tafsir orang kan beda-beda dan untungnya Joko itu punya gambaran yang jelas di benaknya nanti jadinya seperti apa. Jadi berangkat dari situ, syukur Alhamdulillah kerja sama Joko, dia penulis yang baik dan sutradara yang keren banget," ujarnya.
Gundala termasuk film yang dinanti banyak orang. Film besutan sutradara Joko Anwar ini akan rilis pada 29 Agustus 2019.
Gundala diangkat ke layar lebar berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia bernama serupa pada 1969. Komik Gundala dibuat oleh Harya Suraminata (Hasmi).