REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut Amerika Serikat (AS) mengubah wilayah Teluk menjadi layaknya kotak korek api yang siap terbakar. Zarif dalam pernyataan wawancara yang dikutip oleh Aljazirah mengatakan wilayah itu akan menjadi kurang aman karena ada peningkatan kapal asing (angkatan laut).
"Wilayah ini telah menjadi kotak korek api yang siap untuk dinyalakan karena AS dan sekutunya membanjiri dengan senjata," ujar Zarif.
Menurut media Pemerintah Iran, Zarif, yang tiba pada Ahad di Doha, bertemu dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani, Senin (12/8) untuk menyampaikan pesan tersebut. Qatar menjadi tuan rumah untuk salah satu pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah. Qatar juga berusaha tidak ditarik ke dalam konflik yang meningkat antara Washington dan Teheran.
Sementara Irak, yang berupaya memelihara hubungan baik dengan Washington dan Teheran memperingatkan penempatan pasukan Barat memicu ketegangan regional. "Negara-negara Teluk dapat bersama-sama mengamankan transit kapal. Irak berusaha mengurangi ketegangan di wilayah kami melalui negosiasi yang tenang. Kehadiran pasukan Barat di kawasan itu akan meningkatkan ketegangan," kata Menteri Luar Negeri Irak Mohammed al-Hakim melalui akun resmi Twitter.
Lalu lintas kapal tanker minyak yang melewati Teluk melalui Selat Hormuz telah menjadi fokus kebuntuan AS-Iran sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran tahun lalu. Sejak itu, AS menerapkan kembali sanksi untuk menghambat ekspor minyak Teheran.
Setelah ledakan yang merusak enam tanker pada Mei dan Juni serta penyitaan Iran atas sebuah kapal berbendera Inggris pada Juli, AS meluncurkan misi keamanan maritim di Teluk, bergabung dengan Inggris. Tujuannya melindungi kapal dagang.
Bulan lalu, Garda Revolusi Iran menangkap kapal tanker Inggris, Stena Impero di dekat Selat karena dugaan pelanggaran laut. Hal tersebut terjadi dua pekan setelah Inggris menangkap kapal tanker minyak Iran di dekat Gibraltar, sebab menuduhnya melanggar sanksi terhadap Suriah.
Pertikaian tanker itu telah menyulut Inggris dalam pertikaian diplomatik antara negara-negara besar UE yang ingin melestarikan kesepakatan nuklir Iran dan dengan AS sendiri yang mendorong kebijakan lebih keras terhadap Iran.
sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement