REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG -- Puluhan hektare areal pertanian padi di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, terancam gagal panen. Ancaman gagal panen ini membayangi karena lahan pertanian kekurangan pasokan air akibat kemarau yang sudah berlangsung sejak sebulan lalu.
"Kondisi lahan sudah kering sejak kemarau yang terjadi sebulan lalu, bisa saja gagal panen," kata petani di Jorong Seberang Piruko Timur, Nagari (Desa Adat) Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Samsu, di Pulau Punjung, akhir pekan lalu.
Ia mengatakan hujan sudah lama tidak turun sehingga areal persawahan kekurangan pasokan air. Bahkan, beberapa lahan sudah mengalami retakan-retakan tanah. Menurut dia, jika pada September hujan tidak turun maka akan terjadi gagal panen atau petani mengalami kerugian materi karena tidak akan dapat untung dari hasil tanam.
"Setidaknya kalau minggu-minggu ini ada hujan kondisi padi yang saat ini berusia sekitar dua bulan bisa diselamatkan," katanya. Saat ini, ia bersama petani lainnya terus melakukan upaya penyelamatan lahan dengan dengan bantuan pompa air untuk mengaliri air ke sawah petani.
"Menyewa mesin pompa air tentu akan menambah biaya produksi, biaya sewa pompa Rp 50 ribu per hari, kalau tujuh hari Rp 350 ribu. Tentu ini semakin membebani masyarakat," kata dia.
Petani lainnya bernama Marjulianis mengatakan kondisi tersebut sudah disampaikan petani ke Penyuluh Pertanian Kecamatan Koto Baru dan Pemerintah Nagari Koto Baru. "Kemarin penyuluh telah lihat kondisi sawah di sini. Solusinya dibuatkan irigasi cacing. Sedangkan keterangan wali nagari Koto Baru dana pembuatan irigasi cacing ini belum cair," ungkap dia.