Selasa 13 Aug 2019 18:23 WIB

Jamaah Islam Aboge Rayakan Idul Adha Hari ini

Jamaah Islam Aboge menggunakan perhitungan Jawa dalam sistem kalender.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nashih Nashrullah
Ribuan penganut Islam Aboge (Alif Rebo Wage) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersilahturahim di tengah sejumlah kera yang asyik bermain.
Foto: Antara/Sumarwoto
Ribuan penganut Islam Aboge (Alif Rebo Wage) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersilahturahim di tengah sejumlah kera yang asyik bermain.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS – Jamaah Islam Aboge (Alif Rebo Wage) di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, baru merayakan Idul Adha pada Selasa (13/8). 

Mereka merayakan hari raya kurban dengan menggelar shalat Id di masjid mereka masing-masing. Di Kabupaten Banyumas, shalat Id dilaksanakan di Masjid Saka Tunggal Desa  Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Sedangkan di Kabupaten Purbalingga, mereka melaksanakan shalat Id di Masjid Sayid Kuning Desa Onje Kecamatan Mrebet.

Baca Juga

''Shalat Id yang kami laksanakan, sama dengan umat Islam yang merayakan Hari Raya Idul Adha pada Ahad (11/8) kemarin. Shalat dilaksanakan lebih dulu, baru setelah itu dilaksanakan khutbah,'' jelas jelas tokoh umat Islam Aboge Banyumas, Sulam.

Tokoh umat Islam Aboge Purbalingga, Maksudi, menyebutkan seluruh rukun shalat dan ibadah yang dilaksanakan umat Islam Aboge tidak berbeda dengan umat Islam lainnya. 

''Hanya waktu perayaan hari besarnya saja yang berbeda, karena kami memang memiliki perhitungan tersendiri mengenai jatuhnya hari besar Islam,'' katanya. 

Di Masjid Saka Tunggal, ratusan umat Islam Aboge ikut melaksanakan shalat Id. Seusai melaksanakan shalat, mereka juga melaksanakan pemotongan hewan kurban. Ada yang disembelih di halaman sekitar masjid, namun ada juga yang menyembelih hewan kurban di rumah.

Kondisi agak berbeda, saat mereka melaksanakan shalat Id pada Hari Raya Idul Fitri. Pada saat Idul Fitri, jamaah Islam Aboge yang melaksanakan shalat Id akan datang dengan membawa makanan, yang kemudian mereka santap bersama-sama setelah shalat Id.

Sulam mengatakan, metode perhitungan hari besar Islam yang dilakukan Islam Aboge, menggunakan perhitungan hari pasaran Jawa. Dengan menggunakan metode ini, hari besar Islam Aboge kadang berbeda satu hari dengan umat Islam lainnya, kadang selisih dua hari, namun kadang jatuh bersamaan.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement