REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anggota Paskibraka Tangerang Selatan bernama Aurellia Quratu Aini meninggal dunia, Kamis (1/8). Hingga kini, Polres Tangerang Selatan masih menyelidiki penyebab meninggalnya Aurellia.
Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdy Irawan mengatakan, pihaknya telah memeriksa sekitar 30 orang saksi terkait meninggalnya Aurellia sejak penyelidikan tanggal 1 hingga 13 Agustus 2019. Ferdy menyebut, para saksi itu terdiri dari orang tua korban, petugas yang memandikan jenazah Aurellia, rekan-rekan calon Paskibraka, hingga pelatih dari PPI, unsur TNI, Dinas Pemuda dan Olahraga Tangerang Selatan sebagai penyelenggara kegiatan pelatihan Paskibraka.
"Dari hasil klarifikasi dan keterangan-keterangan yang sudah kami kumpulkan dapat kami jelaskan bahwa kondisi almarhumah Aurelia ini pada waktu mengikuti paskibra dan melakukan latihan, sebelum yang bersanvkutan meninggal ini dalam keadaan sehat," kata Ferdy dalam konferensi pers di Polres Tangerang Selatan, Selasa (13/8).
Ferdy menjelaskan, dari keterangan orang tua almarhumah serta petugas yang memandikan jenazah, termasuk dokter dan perawat yang menangani Aurellia pertama kali saat dibawa ke rumah sakit tidak ada bekas kekerasan yang terlihat di tubuh almarhumah. Ia pun membantah bahwa Aurellia meninggal akibat adanya tindakan penganiayaan.
"Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan keterangan itu sudah kita rangkaikan semua kita belum menemukan adanya aksi penganiayaan yang dialami oleh almarhumah," jelas Ferdy.
Ia menjelaskan, materi latihan yang diberikan kepada para calon Paskibraka tidak hanya sekadar baris-berbaris. Tetapi juga serangkaian aktivitas yang meningkatkan kedisiplinan dan ketahanan fisik. Seperti lari dan push up.
Ferdy menyebut, bentuk pelatihan yang meningkatkan kedisiplinan dan ketahanan fisik tersebu ke depannya akan diperbaiki. Sehingga hal yang sama tidak akan terulang lagi.
"Terhadap pola pelatihan yang meningkatkan displin yang mungkin dirasa memberatkan peserta paskibra ini ke depannya sudah ada komitmen dari ibu walikota dan pelatih untuk diperbaiki dan disempurnakan. Sehingga diharapkan jangan sampai ada terjadi beban yang terlalu berlebihan bagi para paskibra baik fisik maupun psikis," paparnya.