Rabu 14 Aug 2019 03:07 WIB

Pemerintah Dorong Penggunaan Bioavtur untuk Penerbangan

Bioavtur diprediksi bisa produksi tahun depan oleh Pertamina dan perusahaan Italia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengisi avtur untuk penerbangan keberangkatan haji di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (17/7).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas mengisi avtur untuk penerbangan keberangkatan haji di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendorong penggunaan bioavtur untuk penerbangan. Rencananya, bio avtur yang akan diproduksi di Indonesia ini berasal dari crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Penggunaan biofuel akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan karena impor migas.

Pengamat Energi UGM Fahmi Radhy menjelaskan, saat ini terdapat kerja sama Pertamina dengan Eni Italia yang akan mengolah Sawit menjadi biodiesel dan bioavtur, yang akan diolah di kilang Plaju Indonesia dan Italia. Diperkirakan tahun depan bioavtur sudah akan diproduksi. 

Baca Juga

"Produksi biodoesel dan bioavtur yang ramah lingkungan tidak hanya akan menurunkan impor BBM, tetapi juga menaikkan permintaan sawit sehingga dapat mendongkrak harga sawit yang saat ini lagi terpuruk," ujar Fahmi Radhy kepada Republika.co.id, Selasa (13/8).

Menurut Fahmi, sudah saatnya dunia penerbangan menggunakan avtur dari bahan-bahan nabati. Apalagi, pasokan kepala sawit melimpah ruah di Indonesia.

Dalam jangka waktu panjang, dengan harga pokok penjualan lebih murah, pengurangan impor BBM dapat terealisasi. "Selama tetap produksi, tidak perlu lagi impor solar dan avtur," katanya.

Sebelumnya dalam rapat terbatas evaluasi pelaksanaan mandatori biodiesel, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar minyak kelapa sawit dapat diubah menjadi avtur. Karena itu, ia menginstruksikan jajarannya agar mempelajari lebih dalam terkait pengolahan CPO menjadi avtur.

"Saya melihat bahwa CPO ini, saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam," kata Jokowi di Kantor Presiden, Senin (12/8). 

Jokowi berharap pengolahan CPO menjadi avtur ini dapat mengurangi jumlah impor avtur. Sehingga juga dapat memperbaiki kondisi defisit neraca perdagangan dan juga defisit neraca transaksi berjalan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement