REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) mengapresiasi buku iShalat Tuntunan Shalat yang diproduksi ME Creative. Buku yang diterbitkan Perum PNRI itu dinilai cocok untuk memenuhi kebutuhan generasi milenial yang sehari-hari akrab teknologi internet dan gawai (gadget).
Direktur Utama Perum PNRI, Djakfarudin Junus mengatakan, buku iShalat suatu temuan baru di era digital untuk memenuhi kebutuhan anak-anak milenial. Tapi buku iShalat tetap mengikuti kaidah yang berlaku. Maka buku tersebut disertifikasi oleh Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman Majelis Ulama Indonesia (LPBKI MUI).
"ME Creative adalah industri kreatif yang menciptakan kemudahan bagi anak-anak Islam Indonesia, termasuk memudahkan bapak-bapak dan ibu-ibu juga untuk dapat memahami cara shalat yang benar mulai dari mengambil air wudhu, doa-doa, gerakan dan bacaan shalat," kata Djakfarudin kepada Republika.co.id usai peluncuran buku iShalat di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (13/8).
Ia mengaku, sebagai orang awam melihat masih banyak orang yang melakukan wudhu dengan tidak karuan. Maka melalui buku iShalat, pembaca bisa melihat dan mendengar bagaimana praktik melaksanakan wudhu dengan cara yang benar. Padahal sebagian kesempurnaan shalat berdasarkan dari kesempurnaan wudhu.
Buku ini menyajikan panduan wudhu dan shalat yang menggunakan teknologi tiga dimensi (3-D) dan augmented reality (AR). Teknologi tersebut membuat pembaca bisa menyimak secara audiovisual tata cara wudhu dan shalat pada tiap lembaran buku dengan menggunakan bantuan ponsel (smartphone).
Djakfarudin menegaskan, pihaknya mendukung percetakan dan distribusi buku iShalat. Perum PNRI juga bersyukur bisa bekerjasama dengan LPBKI MUI sehingga buku ini bisa dipasarkan dengan tenang tanpa ada yang mendebat.
"Alhamdulillah hari ini kami bersukur majelis ulama telah mengeluarkan tashihnya, Perum PNRI mendukung pencetakan dan distribusi buku iShalat ke seluruh Indonesia, PNRI juga mencetak Alquran, mencetak buku-buku agama, (PNRI) dengan ME Creative mencetak buku iShalat," ujarnya.
Penerbitan buku iShalat, mushaf-mushaf Alquran serta buku-buku keagamaan ialah salah satu upaya menyelamatkan anak-anak bangsa, khususnya yang beragama Islam. Hal ini supaya mereka bisa beribadah secara benar. Pemasaran buku iShalat bukan sekedar bisnis, tetapi juga mencari berkah.
Djakfarudin menginformasikan, Perum PNRI tidak hanya berkiprah di dunia cetakan tradisional, karena sekarang masuk ke dunia digital printing. Menurutnya, akan banyak produk serupa iShalat. Rencananya, pihaknya akan menerbitkan buku dengan penyajian 3-D dan augmented reality yang menyuguhkan tuntunan ibadah haji dan umrah.
"Selama ini kadang-kadang kita ingin membayangkan bagaimana melaksanakan proses ibadah haji, dengan teknologi digital seperti (buku iShalat) ini kita akan mengerti dan melihat proses masuk Masjid al-Haram, melakukan tawaf dan lain sebagainya," ujarnya.